Wanaloka.com – Dua dugong ditemukan mati dalam waktu berdekatan, yakni 15 dan 18 Juni 2025 di perairan Kendawangan, Kalimantan Barat. Informasi kejadian pertama diterima dari Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), mitra jejaring konservasi yang bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak.
Dugong tersebut ditemukan mati tersangkut jaring nelayan di sekitar Lagan Belanda, dekat Pulau Cempedak. Bangkai dugong diamankan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan dibawa ke dermaga Pulau Cempedak. Keesokan harinya, tim gabungan dari YIARI, Lanal Ketapang, dan pemerintah desa melakukan nekropsi. Proses penguburan dilakukan di Markas Komando Lanal Ketapang.
Tiga hari kemudian, pada 18 Juni 2025, BPSPL Pontianak kembali menerima laporan kematian dugong dari lokasi yang tidak jauh dari temuan pertama. Dugong kedua ditemukan telah mati terdampar di sekitar Pulau Cempedak. Pemeriksaan nekropsi dilakukan tim medis YIARI bersama Yayasan WeBe Konservasi Ketapang. Bangkainya juga dikuburkan di lokasi yang sama dengan penguburan sebelumnya.
Kepala BPSPL Pontianak, Syarif Iwan Taruna Alkadrie, menyampaikan apresiasi atas respon cepat seluruh pihak yang terlibat. Bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kekuatan utama dalam penanganan mamalia laut terdampar.
“Jejaring konservasi memainkan peran penting mempercepat penanganan dan mendorong penyelamatan biota laut yang dilindungi,” ujar Syarif.
Sebagai tindak lanjut, BPSPL Pontianak bersama YIARI dan Yayasan WeBe menggelar pertemuan untuk menyampaikan hasil nekropsi dan mendiskusikan langkah-langkah strategis ke depan. Termasuk upaya pencegahan kejadian serupa masa mendatang.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Intai Sepekan Depan, Waspada Liburan ke Puncak hingga Labuan Bajo
“Dugong merupakan satwa laut yang dilindungi secara penuh,” kata Direktur Konservasi Spesies dan Genetik Ditjen Pengelolaan Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sarmintohadi, Jumat, 27 Juni 2025.
Bahkan masuk dalam daftar Apendiks I CITES dan status rentan (vulnerable) oleh IUCN.
Dugong, mamalia laut penyimpan karbon
Siapa sangka, dugong, istilah lain dari sapi laut yang lucu dan menggemaskan, ternyata punya peran penting dalam menyimpan karbon di laut. Fakta ini terungkap dalam Oceanography Biweekly Meeting (OBM) yang diselenggarakan secara daring oleh Pusat Riset Oseanografi (PRO) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Senin, 23 Juni 2025.
Baca juga: Anggrek Biru Raja Ampat Terancam Punah, Tapi Tak Dilindungi Hukum Indonesia
Peneliti PRO BRIN, Sekar Mira mengungkap bagaimana mamalia laut ini ikut menjaga keseimbangan iklim lewat interaksinya dengan padang lamun yang menjadi rumah sekaligus makanan utamanya. Ia mengurai tentang beberapa aspek penting dalam siklus karbon pada dugong. Perilaku makan dugong ternyata memengaruhi cadangan dan aliran karbon di ekosistem pesisir, khususnya padang lamun.
Discussion about this post