Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Ernan Rustiadi: Indonesia Tak Impor Beras, Bukan Berarti Pangan Aman

Karbohidrat jadi kebutuhan terbanyak masyarakat Indonesia, terutama beras dan gandum. Apa persoalan dan solusinya?

Sabtu, 20 Agustus 2022
A A
Kepala LPPM IPB University, Dr. Ernan Rustiadi. Foto @ErnanRustiadi/Twitter

Kepala LPPM IPB University, Dr. Ernan Rustiadi. Foto @ErnanRustiadi/Twitter

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Dr. Ernan Rustiadi mengingatkan, bahwa komoditas pangan punya karakteristik yang berbeda, sehingga cara mengelolanya pun berbeda dengan barang konsumsi lain. Di mana konsumsi pangan adalah komoditas yang relatif tidak bisa ditunda untuk kelangsungan hidup manusia. Masalah pangan pun merupakan hak asasi manusia.

“Implikasinya, pangan harus tersedia terus menerus bagi manusia. Tidak hanya tersedia dari segi jumlah, tapi komposisi gizinya cukup tersedia,” kata Ernan dalam webinar Propaktani “Antisipasi Kerawanan Pangan di Pulau Jawa” pada awal Agustus 2022 lalu.

Dan dari sekian komoditas pangan, komposisi terbesar yang dibutuhkan manusia berupa karbohidrat. Tak heran ada istilah pangan pokok yang basis utamanya menyediakan karbohidrat, seperti beras, padi-padian, kentang, gandum, sorgum, hingga sagu.

Baca Juga: Krisis Pangan Jadi Masalah Global, Ini Solusi Ilmuwan dan Guru Besar

Di sisi lain, muncul persoalan, bahwa manusia memiliki batas kemampuan untuk terus meningkatkan produksi pangannya di tengah pertumbuhan penduduk yang pesat. Ancaman krisis pangan di depan mata.

“Butuh peningkatan produksi pangan hingga hampir dua kali lipat dari sekarang, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia,” ujar Ernan.

Sementara produksi pangan terbesar di Indonesia terpusat di Pulau Jawa. Faktor fisik dan kesuburan lahannya menjadi penyebabnya. Namun Pulau Jawa juga merupakan pulau yang paling cepat mengalami urbanisasi sehingga terus mengkonversi lahan sawah. Ekspansi lahan pemukiman mulai menggusur lahan-lahan subur penyedia pangan.

Baca Juga: Munif Ghulamahdi: Teknologi Budidaya Jenuh Air Jadi Solusi Kelangkaan Kedelai

Kebutuhan pangan Indonesia juga cenderung naik turun, terkadang surplus dan terkadang impor. Yang dapat dipastikan, bahwa masyarakat masih sangat bergantung pada beras dan impor gandum. Namun daya dukung lahan pertanian di Pulau Jawa kian terbatas. Banyak kajian yang mengungkapkan, bahwa daya dukung lahan di Pulau Jawa mulai terlampaui.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Cuaca Ekstremgagal panenimpor berasimpor gandumIPB Universitykarbohidratkerawanan pangankomoditas pangankrisis panganLPPM IPB University

Editor

Next Post
Gunung Ibu kembali meletus pada Minggu, 21 Agustus 2022. Foto tangkap layar magma.esdm.go.id.

Gunung Ibu Kembali Erupsi, Ini Gunung Api Terbanyak Meletus hingga Agustus 2022

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media