“Gempa erupsi terakhir (sebelum erupsi 3 November) tercatat pada 1 November 2024. Setelahnya belum terjadi erupsi,” ungkap Wafid.
Ia menduga, fenomena ini menunjukkan kemungkinan adanya sumbatan yang menghalangi keluarnya material vulkanik, sehingga dapat meningkatkan potensi terjadinya erupsi lebih besar dari sebelumnya.
Baca Juga: Ani Mardiastuti, Penelitian Ekosistem Air Terjun di Indonesia Masih Terbatas
Tak heran, akibat energi erupsi pada 3 November 2024 pukul 23.57 WITA, material pijar menyebar hingga menyebabkan kebakaran di pemukiman warga. Sementara erupsi lanjutan pada 4 November 2024 pukul 01.34 dan 02.24 WITA dengan kekuatan yang lebih kecil dibanding erupsi pertama.
Hampir semua indikator menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki, termasuk peningkatan gempa tektonik lokal dan tektonik jauh. Gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki sering memengaruhi aktivitas vulkaniknya.
“Jadi perlu diwaspadai jika terjadi peningkatan mendadak jumlah gempa tektonik lokal, karena dapat berpengaruh pada kekuatan letusan atau aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki,” kata Wafid.
Baca Juga: Proyek IKN Dinilai Mengancam Kekayaan Biodiversitas Teluk Balikpapan
Berkaitan dengan kondisi terkini, Pemerintah Kabupaten Flores Timur menetapkan status tanggap darurat dengan nomor BPBD.300.2.2.5/24/BID.KL/XI/2024, Bencana Alam Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Status tersebut berlaku mulai tanggal 4 November 2024 sampai dengan 31 Desember 2024.
Gunung Lewotobi Laki-laki adalah satu dari dua gunung api kembar yang berada di bagian tenggara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Gunung api stratovulkanik ini memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut dan masih aktif. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM, BNPB
Discussion about this post