Wanaloka.com – Gamahumat merupakan pembenah tanah atau stabilisator tanah yang terdiri atas senyawa berupa asam humat dan asam fulvat yang berasal dari ekstraksi batu bara dengan kalori rendah. Pemberian humat di lahan pertanian diharapkan mampu meningkatkan penyimpanan pupuk yang diberikan pada tanaman sehingga penggunaan pupuk lebih efisien.
Sementara tanaman memerlukan kondisi tanah kaya unsur hara dan mineral supaya dapat tumbuh dengan baik. Saat tanaman dipanen, tidak jarang kondisi tanah rusak dan tidak dapat digunakan kembali.
Kondisi inilah yang dipikirkan Tim Peneliti Gamahumat. Bahwa inovasi Gamahumat diharapkan dapat memperbaiki tanah sehingga dapat mempertahankan kandungan pada tanah dan suplemen yang diberikan pada tumbuhan baik tanaman ataupun nutrisi lainnya.
Baca juga: Akademisi dan LBH se-Jawa Ajukan Permohonan Informasi Publik Soal Pengelolaan PLTU ke KLH
Anggota Tim Peneliti Gamahumat Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Himawan Tri Bayu Murti Petrus menuturkan, pihaknya sedang mengujicobakan Gamahumat di beberapa jenis tanah berbeda, seperti tanah kapur dan tanah vulkanik serta jenis komoditas berbeda seperti buah-buahan.
“Tim juga berencana untuk menggunakannya di lahan bekas tambang sehingga tanah yang sudah rusak dapat diperbaiki sekaligus menjadi lahan penghijauan,” kata Himawan.
Sebelumnya, Tim Peneliti Gamahumat UGM bersama perwakilan Kementerian ESDM dan PT. Bukit Asam melaksanakan panen raya padi di persawahan Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Kamis, 24 April 2025. Panen tersebut sekaligus untuk mengetahui efektifitas penggunaan Gamahumat dan nanosilika yang diinovasi. Juga memperkenalkan inovasi Gamahumat kepada perwakilan masyarakat, pemerintah dan industri.
Baca juga: Bencana Karhutla 244 Hari, Apel Kesiapsiagaan Karhutla 2025 Digelar
Guru Besar Departemen Geologi UGM Prof. Ferian Anggara, selaku Ketua Tim Peneliti Gamahumat memaparkan pemberian humat pada tanah yang ditanami komoditas pertanian dapat menjaga kondisi dan struktur tanah. Ketika kondisi tanah lebih baik, pupuk dapat tersimpan di tanah lebih awet sehingga penggunaanya dapat dikurangi.
“Senyawa humat ini dapat mengikat nitrogen yang ada pada kandungan pupuk,” jelas dia.
Panen kali ini merupakan kali kedua Gamahumat diujicobakan pada padi di wilayah Bimomartani. Hasil uji coba sebelumnya sudah dipanen pada Oktober 2024. Hasil panen sebelumnya menunjukkan penggunaan Gamahumat dapat mendekati layaknya produktivitas padi yang sepenuhnya menggunakan NPK dan urea.
Baca juga: Bukan Lagi PSN, Pemerintah Seharusnya Hentikan Proyek Rempang Eco City
Discussion about this post