Daryono menyatakan, hasil monitoring BMKG untuk gempa bumi di Laut Banda menunjukkan adanya 45 aktivitas gempa susulan (aftershocks) dengan magnitudo terbesar 6,8 magnitudo pada Rabu, 8 November 2023, pukul 20,02 WIB dan disebut gempa susulan signifikan.
Pusat gempa di Laut Banda 6,8 magnitudo terletaj pada koordinat 6,21 derajat Lintang Selatan, 129,98 derajat Bujur Timur, berjarak 244 kilometer arah Barat Laut Tanimbar, Maluku, pada kedalaman 40 kilometer.
Baca Juga: Pilihlah Bangunan Kayu karena Renewable dan Menyerap Karbon
Dijelaskan Daryono, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan (kerak bumi) di dasar Laut Banda, dengan mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Ditegaskan, gempa susulan signifikan ini tidak berpotensi tsunami. Sedangkan guncangan gempa dirasakan di daerah Banda dan Saumlaki dengan skala intensitas III MMI.
BMKG kembali melaporkan terjadinya gempa susulan di Laut Banda dengan parameter update magnitudo 5,5 pada Kamis, 9 November 2023, pukul 00.25 WIB. Pusat gempa susulan ini terletak pada koordinat 5,50 derajat Lintang Selatan, 130,31 derajat Bujur Timur, berjarak 266 kilometer arah Barat Daya Seram Bagian Timur, Maluku, pada kedalaman 22 kilometer.
Baca Juga: Moratorium Izin Tambang DAS Progo, Walhi Yogya: Awal Pemulihan Lingkungan
Gempa susulan ini tidak berpotensi tsunami. Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa dirasakan di daerah Amahai dan Banda, Maluku Tengah pada skala intensitas III MMI, dan daerah Kilmury, Seram Bagian Timur dengan skala intensitas II hingga III MMI.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut,” jelas Daryono.
BMKG menyebutkan, aktivitas gempa susulan juga kategori gempa dangkal dengan 5,5 magnitudo akibat adanya aktivitas deformasi batuan (kerak bumi) di dasar Laut Banda, dengan mekanisme pergerakan geser (strike-slip). [WLC01]
Sumber: Inatews BMKG
Discussion about this post