Baca Juga: Usai Longsor dan Banjir Bandang di Deli Serdang, Tiga Orang dalam Pencarian
“Kami terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Ibu dan berkoordinasi dengan BPBD setempat. BNPB juga mengimbau pemda selalu waspada dan siap siaga apabila warga membutuhkan evakuasi menuju tempat aman,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Gunung Marapi jadi Waspada
Sementara PVMBG menurunkan status Gunung Marapi di Sumatera Barat menjadi Level II (Waspada) dari sebelumnya Level III (Siaga) terhitung dari tanggal 1 Desember 2024 pukul 15:00 WIB. Penurunan status ini dilakukan PVMBG berdasarkan evaluasi data-data pemantauan aktivitas Gunung Marapi yang bersifat fluktuatif dengan kecenderungan menurun, terutama satu pekan terakhir.
“Penurunan status itu berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh. Dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi atau ancaman bahaya terkini,” ujar Wafid.
Baca Juga: KKP akan Luncurkan Peta Nasional Padang Lamun Akhir 2024
Penurunan status tersebut dijelaskan dengan memperhatikan rekaman status kegempaan Gunung Marapi. Meskipun masih terekam, tetapi jumlahnya sangat jarang dan cenderung menurun.
Sejak awal November 2024, aktivitas deformasi dengan tiltmeter Stasiun Batupalano cenderung mendatar, terutama pada sumbu tangensial yang mengindikasikan relatif tidak ada perubahan deformasi pada tubuh gunungapi, baik inflasi maupun deflasi.
“Citra InSAR satelit Sentinel 1 memperlihatkan Marapi tidak ada anomali deformasi pada periode waktu 15-27 November 2024,” jelas dia.
Baca Juga: Mengamati Terumbu Karang dan Perilaku Jalak Bali di TN Bali Barat
Selain itu, laju emisi (fluks) gas SO2 Marapi dari satelit Sentinel terukur dengan kuantitas yang tergolong rendah. Terakhir terukur 57 ton/hari pada tanggal 24 November 2024. Kondisi ini mencerminkan aktivitas Marapi saat ini dominan berupa degassing (pelepasan gas) dengan kandungan gas magmatik SO2 yang tergolong rendah.
Dengan penurunan status tersebut, PVMGB memberi sejumlah rekomendasi.
Pertama, masyarakat di sekitar Marapi dan pengujung diminta tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Marapi.
Kedua, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/bantaran/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Marapi agar tetap mewaspadai potensi/ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Baca Juga: Radius Aman Gunung Lewotobi Laki-Laki Turun, Waspada Embusan Masih Kuat
Ketiga, jika terjadi hujan abu, maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).
Keempat, seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari pemda.
Gunung Marapi yang berketinggian 2891 mdpl ini secara administratif berada di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Puncak gunung api ini berada pada koordinat 0o 22′ 47,72″ LS – 100o 28′ 16,71″ BT. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM, BNPB
Discussion about this post