Wanaloka.com – Taman Nasional Bali Barat merupakan daerah dataran rendah (lowland area) yang memiliki keragaman ekosistem yang tinggi. Lokasi ini pun menjadi pilihan Prodi Biologi Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan kuliah lapangan mata kuliah Ekologi pada 10-16 November 2024. Apalagi terdapat pula isu konservasi terkait burung curik bali (jalak bali) yang menarik untuk dipelajari.
Selama kuliah lapangan berlangsung, mahasiswa berkesempatan untuk mengaplikasikan berbagai metode pengambilan data ekologi secara menyeluruh, baik biotik maupun abiotik. Data ekologi biotik yang diambil meliputi keanekaragaman spesies serangga, burung, mamalia, dan tumbuhan di setiap kawasan hutan. Data abiotik yang diukur mencakup mikroklimat (suhu udara, kelembapan, dan intensitas cahaya) dan edafik (suhu tanah, pH, kelembapan, porositas, bulk density, dan kadar air tanah).
Berbagai kawasan hutan seperti hutan mangrove, hutan musim, dan hutan evergreen menjadi lokasi pengamatan yang dikunjungi seluruh peserta kuliah lapangan. Setiap hutan memiliki tipe ekosistemnya tersendiri sehingga mahasiswa belajar untuk mengenali karakteristik setiap ekosistem.
Baca Juga: Radius Aman Gunung Lewotobi Laki-Laki Turun, Waspada Embusan Masih Kuat
Selain pengambilan dan pengukuran data di ekosistem terestrial, 74 mahasiswa yang ikut serta ini juga melakukan pengamatan di ekosistem laut (terumbu karang dan ikan) serta ekosistem padang lamun (sea grass). Mahasiswa yang memiliki kemampuan berenang maupun menyelam (snorkeling) dapat melakukan pengamatan terhadap terumbu karang, lamun, termasuk ikan yang hidup di sekitarnya. Pengamatan ini didampingi dosen dan asisten yang sudah memiliki sertifikasi selam dan berpengalaman melakukan pengambilan data di bawah laut.
Penangkaran jalak bali
Discussion about this post