Sekaligus untuk mendorong pasien yang tidak bergejala atau OTG dan bergejala ringan tidak masuk ke rumah sakit, sehingga asesmen level-nya juga berada dalam kondisi cukup baik.
“Sekaligus menjaga upaya pemulihan ekonomi dengan tetap memastikan kapasitas kesehatan dalam kondisi aman,” ujar Luhut.
Pintu masuk internasional di Bali dibuka
Meski virus varian Omicron kian merebak, Luhut menyampaikan pemerintah akan membuka kembali pintu masuk internasional di Bali pada tanggal 4 Februari 2022. Upaya itu untuk kembali menggencarkan perekonomian Bali yang terdampak pandemi.
“Ini hanya diperuntukkan bagi PPLN (Pelaku Perjalanan Luar Negeri) non-PMI (Pekerja Migran Indonesia),” beber Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali.
Ketentuan pembukaan pintu masuk Bali diklaim tetap mengikuti Surat Edaran Satgas Covid-19 yang berlaku dan ketentuan karantina. Bali juga menyediakan dua opsi tambahan untuk karantina PPLN, yakni Karantina Bubble dimulai di 5 hotel dengan total 447 kamar dan 6 Kapal Live on Board yang sudah tersertifikasi CHSE oleh Kemenparekraf.
Baca Juga: Pakar Kesehatan: Narasi Varian Omicron Tak Seganas Delta Jangan Bikin Masyarakat Terlena
Di sisi lain, pemerintah juga mendapatkan data bahwa pengetatan pintu masuk yang sebelunya diterapkan berhasil menahan laju masuknya Omicron ke Indonesia. Namun tingginya kasus akibat transmisi lokal diklaim menjadi alasan perlu ada perubahan strategi. Pemerintah mengubah aturan karantina 7 hari menjadi 5 hari dengan catatan, WNI dan WNA yang masuk ke Indonesia wajib vaksinasi lengkap.
“Bagi WNI yang baru vaksinasi dosis pertama harus menjalani karantina 7 hari. Kebijakan ini diberlakukan mengingat sebagai besar kasus PPLN adalah varian Omicron. Berbagai riset telah menunjukkan masa inkubasi varian ini berkisar 3 hari,” ungkap Luhut.
Langkah menurunkan hari karantina juga mempertimbangkan perlunya realokasi sumber daya yang dimiliki pemerintah. Sebelumnya, wisma untuk karantina PPLN akan dipersiapkan untuk isolasi terpusat (isoter). Perubahan itu seiring kebutuhan isoter yang diprediksi meningkat untuk kasus konfirmasi positif OTG dan bergejala ringan.

Saat ini, positivity rate sudah di atas standar WHO, yakni 5 persen. Luhut mengklaim karena positivity rate PCR test telah mencapai 24 persen. Jumlah orang yang diperiksa dan dites secara harian juga meningkat cukup signifikan dibanding beberapa waktu lalu. Pemerintah mengimbau masyarakat tidak takut melakukan test antigen maupun PCR apabila merasakan gejala flu dan batuk. Alasannya, agar dapat segera mengetahui kondisi pasien, melakukan perawatan, dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Baca Juga: Kebijakan Penanganan Covid-19 Varian Omicron Berubah-ubah, Ini Alasannya
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengklaim kasus Covid-19 di beberapa kabupaten dan kota menurun. Meliputi Level 1 PPKM ada 164 kabupaten kota, level 2 PPKM ada 219 kabupaten kota. Sedangkan level PPKM 3 ada 3 kabupaten kota, yakni di Jayawijaya, Yapen, dan Jayapura.
Untuk meningkatkan penurunan kasus tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta harus terus menaati protokol kesehatan yang ada.
“Kami minta tolong tetap waspada, hati-hati, kalau tidak perlu sekali berkerumunan atau mobilitas, lebih baik dihindari. Dampaknya akan mudah tertular dan menularkan orang lain,” pesan Budi. [WLC02]
Discussion about this post