Baca juga: Kusta Bukan Penyakit Kutukan, Kusta Bisa Disembuhkan
Proses dan mekanisme adaptasi Haenyeo saat kondisi stres ketika menyelam dalam air tanpa peralatan menjadi daya tarik tersendiri. Sebab pada kondisi ekstrem sekalipun ternyata manusia dapat beradaptasi dengan baik.
Ronny berpandangan bahwa fenomena ini akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan individu pada kondisi stres. Sebab, rendahnya tekanan darah dan lebih lambatnya denyut jantung Haenyeo menyebabkan mereka dapat menggunakan oksigen yang terbatas secara lebih efisien dalam kondisi stres dibandingkan orang normal.
“Daya tahan Haenyeo terhadap suhu dingin di dalam air dan rasa nyeri akibat tekanan air juga merupakan contoh bagaimana manusia dapat beradaptasi dan berevolusi agar tetap bertahan pada kondisi stres,” jelas Ronny.
Baca juga: Konferensi Internasional Jadi Upaya Geopark Kaldera Toba Raih Kembali Green Card UNESCO
Dugaan adanya proses adaptasi bertahap ini tercermin pada kenyataan bahwa para perempuan ini tetap menyelam ketika mereka hamil. Bayi mereka pun mulai terekspos dalam lingkungan stres sejak dalam kandungan.
Ketahanan para penyelam perempuan ini secara perlahan muncul karena mereka terlatih menyelam dalam segala cuaca, termasuk saat turun salju dengan pakaian menyelam minimalis.
Terancam punah
Keunikan dan ketangguhan wanita penyelam Korea Selatan ini memang sudah melegenda dan menjadi ikon wisata yang banyak mengundang wisatawan mancanegara.
Baca juga: Dietriech Geoffrey, Merkuri Masuk ke Perairan Lewat Limbah Industri hingga Keramba Jaring Apung
Namun, ketenaran mereka tampaknya tengah terancam karena umur Haenyeo rata-rata sudah 70 tahun. Perempuan muda yang tertarik dengan profesi ini semakin sedikit.
“Jika tidak ada lagi generasi penerus, tentunya sangat mengkhawatirkan. Korea Selatan tidak hanya kehilangan ikon wisatanya, tetapi dunia bisa kehilangan kesempatan untuk mempelajari gen-gen yang mereka miliki yang akan bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia,” papar dia.
Ronny menyimpulkan, Haenyeo merupakan salah salah contoh fenomena perpaduan faktor genetik dan lingkungan yang berfungsi untuk memelihara sistem metabolisme yang normal pada kondisi stres (Homeostasis).
Variasi genetik ketahanan pada kondisi stres ini merupakan produk evolusi sekaligus modal bagi makhluk hidup, termasuk manusia untuk dapat bertahan jika mendapat tekanan stres lingkungan. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post