Wanaloka.com – Baru-baru ini terjadi insiden pohon jatuh di Monkey Forest, Ubud, Bali, Selasa, 10 Desember 2024. Akibat peristiwa tersebut dua wisatawan asing tewas dan satu lainnya mengalami luka-luka.
Video pohon tumbang tersebut viral di media sosial. Dalam video tampak sejumlah wisatawan panik berlarian menghindari pohon tumbang. Tragedi itu diawali dengan munculnya angin menyerupai puting beliung berskala kecil.
“Saya berharap setiap Pemda melakukan mitigasi untuk mengantisipasi pohon tumbang dan kemungkinan bencana lainnya akibat dampak dari cuaca ekstrem,” kata Ketua DPR RI, Puan Maharani dalam keterangan tertulis, Rabu, 11 Desember 2024.
Baca Juga: Parlemen Negara Asia Didesak Tagih Janji Pembiayaan Iklim dari Negara Maju
Mitigasi pohon tumbang
Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia belakangan ini telah menimbulkan maraknya bencana pohon tumbang. Tak hanya mengancam keselamatan, peristiwa ini juga menimbulkan kerugian material akibat kerusakan yang terjadi.
Pakar Manajemen dan Mitigasi Bencana, Universitas Airlangga (Unair), Hijrah Saputra menyoroti pentingnya upaya antisipasi untuk meminimalkan bencana pohon tumbang. Ia mengungkapkan, pemerintah daerah perlu mengambil sejumlah aksi preventif untuk mengurangi risiko bencana pohon tumbang.
“Pemerintah daerah perlu melakukan inspeksi dan pemangkasan secara berkala untuk mengurangi beban pada cabang dan dahan pohon yang berpotensi tumbang,” kata dosen Sekolah Pascasarjana itu.
Baca Juga: Cegah Banteng Jawa Punah Lewat Reintroduksi di CA Pananjung Pangandaran
Seperti di beberapa jalan di Kota Surabaya terdapat banyak pohon besar yang sudah miring. Kondisi pohon itu memerlukan perawatan dan pemeriksaan rutin agar tidak membahayakan masyarakat.
Hijrah menambahkan, penting untuk memilih pohon yang memiliki struktur akar kuat dan mampu bertahan menghadapi angin kencang di kawasan perkotaan. Selain itu, pemerintah daerah perlu merancang sistem drainase dengan baik untuk mencegah genangan air yang dapat melemahkan akar pohon.
Ada beberapa faktor pemicu pohon tumbang, seperti kondisi tanah di sekitar pohon yang terlalu basah akibat hujan deras. Tanah yang tergenang dapat melemahkan cengkeraman akar, terutama pada pohon yang sudah tua atau akar yang rusak. Terlebih lagi, akar yang busuk atau batang yang keropos akibat serangan hama juga berpotensi menjadi pemicu pohon tumbang.
Baca Juga: Komisi IV DPR Usulkan RUU Perlindungan Lahan Atasi Alih Fungsi Lahan Pertanian
“Cara mengenalinya cukup sederhana. Perhatikan tanda-tanda seperti pohon yang miring, akar terangkat, atau batang retak. Pohon dengan daun menguning atau mati di luar musim juga perlu kita curigai. Masyarakat bisa lebih peka dengan tanda-tanda ini, sehingga dapat melaporkannya ke dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut,” papar Hijrah.
Langkah awal mitigasi untuk mengantisipasi pohon tumbang adalah inventarisasi pohon di ruang publik. Inventarisasi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi setiap pohon, termasuk jenis, usia, dan kesehatannya. Setelah itu, perlu adanya pemangkasan strategis guna mengurangi cabang atau dahan yang terlalu lebat.
“Kita perlu menjaga agar sistem perakaran tetap sehat dengan memastikan tanah di sekitar pohon tidak tergenang,” kata dia.
Baca Juga: Gempa Dangkal Tektonik Bengkulu Selatan Guncangannya Dirasakan Banyak Orang
Dalam hal ini, teknologi dapat sangat membantu. Drone misalnya, dapat memantau kondisi pohon dari udara, sensor dapat membantu untuk mendeteksi kelembapan tanah dan kestabilan pohon secara real-time. Teknologi GIS juga berguna untuk memetakan area berisiko tinggi, sehingga prioritas tindakan dapat lebih jelas.
Discussion about this post