Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Hujan Es, Dampak Perubahan Iklim dan Membawa Polutan

Hujan es merupakan fenomena alam. Hanya saja kehadirannya sebagai penanda terjadinya perubahan iklim sehingga harus diwaspadai.

Senin, 28 Februari 2022
A A
Ilustrasi hujan es. Foto Hans/pixabay.com.

Ilustrasi hujan es. Foto Hans/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS, Doktor Amien Widodo MSi menjelaskan, hail atau yang lebih dikenal dengan hujan es oleh masyarakat terjadi karena awan Cumulonimbus (Cb) yang sangat besar dan gelap seperti bentuk jamur. Awan yang sering muncul dari awal hingga akhir musim penghujan dapat menyebabkan hujan es karena aliran udara ke bawah yang cukup tinggi.

“Dengan didukung suhu permukaan yang rendah, hujan yang akan turun bisa berbentuk butiran es,” jelas Amien.

Awan Cb juga dapat membawa angin puting beliung yang sangat kencang. Menurutnya, hal ini yang memperburuk akibat dari hujan es yang kerap terjadi belakangan di Indonesia.

Baca Juga: Ingat Andrei Gromyko, Akhiri Perang Rusia-Ukraina dengan Perundingan

“Hujan es ini bukan kali pertama terjadi di Indonesia, kondisinya semakin parah karena semakin banyak titik yang mengalami hal ini,” ungkap dosen Departemen Teknik Geofisika ITS ini.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan perubahan iklim telah nyata terjadi di seluruh dunia. Efeknya adalah kondisi di permukaan bumi akan semakin ekstrim apabila terus dibiarkan. Termasuk terjadinya angin puting beliung dan hujan es yang sebelumnya sangat jarang terjadi di Indonesia.

“Ini yang perlu mendapat perhatian serius oleh semua orang, karena hujan es termasuk buntut dari perubahan iklim tersebut,” ujar Amien.

Ilustrasi penyebab hujan es. Foto sumber BMKG.
Ilustrasi penyebab hujan es. Foto sumber BMKG.

Baca Juga: Hati-hati, Duduk Bertumpu pada Tulang Belakang Sebabkan Saraf Kejepit

Mengingat perubahan iklim yang telah terjadi, Amien memaparkan hujan es sangat berpotensi menjadi bencana alam dari yang sebelumnya hanya fenomena alam biasa. Amien menambahkan, hujan es yang berukuran besar dan lebih padat dapat membawa kerusakan bagi masyarakat seperti pecahnya kaca atau genting rumah.

“Namun, angin puting beliung yang datang bersamaan dengan hujan es yang lebih harus diwaspadai karena bersifat lebih merusak,” tandasnya mengingatkan.

Sayangnya, hujan es yang terjadi tidak dapat diprediksi secara pasti akan terjadi kapan dan di mana, sehingga masyarakat tetap harus waspada terlebih saat musim penghujan. Mengingat tidak selalu awan Cb membawa angin puting beliung dan menurunkan hujan es.

“Konstruksi harus lebih disiapkan untuk menghadapi hujan es yang disertai dengan angin puting beliung,” kata Amien. [WLC02]

Sumber: its.ac.id, 23-24 Februari 2022.

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: angin puting beliungAwan Cbhujan esITSpolutan

Editor

Next Post
c

Muhammad Buce Saleh: Luas Tutupan Hutan Terus Menurun Sejak 1990-2020

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media