Wanaloka.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang yang akan melanda sejumlah wilayah Indonesia selama sepekan ke depan.
BMKG memprediksi pada periode 12–14 September, hujan lebat berpotensi terjadi di Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Tengah, dan Papua Selatan. Sedangkan angin kencang berpeluang terjadi di Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku.
Sementara pada 15–18 September, hujan lebat diprediksi melanda Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Sedangkan potensi angin kencang masih mengintai Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku.
Baca juga: Tukad Meluap Semalam di Bali, 16 Warga Tewas dan 552 Warga Mengungsi
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan dinamika atmosfer saat ini cukup kompleks dan berkontribusi pada peningkatan risiko bencana hidrometeorologi di berbagai daerah.
“Dinamika atmosfer memicu potensi hujan lebat hingga sangat lebat, disertai angin kencang yang perlu diwaspadai masyarakat maupun pemerintah daerah. Cuaca ekstrem ini dapat meningkatkan risiko banjir, longsor, maupun gelombang tinggi,” papar dia di Jakarta, Jumat, 12 September 2025.
Fase Dipole Mode Index (DMI) negatif (−1,27) dan anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) bernilai negatif mendukung pembentukan awan hujan. Keadaan ini diperkuat aktivitas Madden–Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby ekuator, serta gelombang atmosfer frekuensi rendah yang sedang aktif.
Baca juga: Aplikasi SisaJadi, Berdayakan UMKM Kurangi Food Loss hingga Swasembada Pangan
Tak hanya itu, bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia barat Bengkulu juga menciptakan konvergensi dan konfluensi angin. Sementara pola siklonik di Kalimantan Utara turut memperbesar peluang hujan.
Banjir Bali terparah dalam 10 tahun
Banjir dan longsor yang melanda Bali pada 9–10 September 2025 memperlihatkan dampak hidrometeorologi basah yang luar biasa. Laporan BNPB mencatat bencana terjadi di tujuh kabupaten/kota dengan lebih dari 120 titik banjir. Kota Denpasar menjadi wilayah dengan jumlah titik terbanyak mencapai 81, disusul Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan 8 titik, Karangasem dan Jembrana masing-masing 4 titik, serta Klungkung di Kecamatan Dawan.
Discussion about this post