Wanaloka.com – Keberadaan hutan tentunya sangat mempengaruhi ketersediaan air di Bumi. Bukan hanya itu, hutan dan lautan bahkan berfungsi sebagai air conditioner atau pendingin bagi Bumi.
Sementara temperatur permukaan Bumi saat ini cenderung naik atau menghangat. Ini ada pengaruhnya dari Era Antroposen, yaitu ketika aktivitas manusia memiliki dampak global yang signifikan terhadap ekosistem Bumi.
“Dampaknya antara lain adalah perubahan iklim,” kata Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Albertus Sulaiman dalam webinar mengenai Integrated Water Resource Management (IWRM) to Adapt to Climate Change, Kamis, 13 Maret 2025.
Baca juga: Deklarasi Merauke, Masyarakat Terdampak Serukan Penolakan dan Perlawanan PSN
Sulaiman mengatakan sejak manusia menemukan mineral dan memanfaatkannya, kemudian memicu industrialisasi. Industrialisasi yang masif memicu terjadinya deforestasi. Padahal, hutan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan air di Bumi.
Indonesia memiliki fenomena iklim yang kompleks. Indonesia memiliki monsun dan juga Borneo Vortex. Hidrometeorologi di Indonesia dikarakteristikan memiliki siklus hidrologi hujan sepanjang pesisir, ini disebut dengan sea-breeze circulation. Hal ini disebabkan, awan terkonsentrasi di wilayah ekuatorial dan memiliki daratan.
Ia melanjutkan, monsun ternyata berpengaruh pada level air.
Baca juga: Akademisi dan Legislator Desak Presiden dan Dirut Pertamina Bongkar Mafia Migas
“Saat musim kemarau, terjadi kekeringan akibatnya terjadi kekurangan air. Sebaliknya, di musim hujan jumlah air melimpah sehingga menyebabkan banjir. Salah satu area yang sangat berpengaruh pada fenomena ini adalah hutan gambut,” jelas dia.
Hutan gambut di Indonesia sangat luas. Secara alami, gambut harusnya basah. Namun, saat musim kemarau, level air di gambut bisa mencapai tingkat kritis dan ini menyebabkan lahan mudah terbakar.
Discussion about this post