Wanaloka.com – Integrasi teknologi dan seni bukan hal muskil. Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof. I Gede Wenten telah membuktikannya. Sejumlah proyek integrasi seni dan teknologi telah dilakukannya dengan menggandeng seorang perupa yang juga Dosen Seni Rupa ITB, Tisna Sanjaya. Salah satunya proyek filtrasi air sungai yang dinamakan Mata Air Ibu di Imah Budaya Cigondewah.
“Integrasi teknologi dan seni dimulai dari bagaimana alam bisa diubah menjadi lebih seni dan memiliki nilai jual,” kata Wenten yang juga Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Baca Juga: Crab Ball, Teknologi Memanen Kepiting Tanpa Mengganggu Populasi
Ia mencontohkan Proyek IGW Emergency Ultrafilter yang pernah diikutinya hasil kerja sama dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Proyek itu memanfaatkan alat filtrasi air manual dengan menggunakan pompa tangan yang bisa mengubah air kotor menjadi air yang jernih. Lambat laun, inovasi alat itu berkembang menjadi lebih efisien dan maksimal. Salah satunya ditandai dengan inovasi kesekian dari teknologi tersebut berupa IGW Green Ultrafilter yang meraih medali emas Ganesha Innovation Award. Cara kerja teknologi tersebut cukup sederhana, tetapi berdampak bagi lingkungan. Cukup memasukkan air kotor atau bekas banjir ke dalam alat dan mengubahnya menjadi air yang jernih kembali.
Kemudian soal blue economy atau ocean economy yang mulai dikembangkan saat ini, khususnya pada sektor living marine resource. Penerapannya di Indonesia berupa penggunaan keramba untuk budidaya ikan. Keramba adalah teknologi yang sederhana, tetapi berdampak besar. Menurut Wenten, teknologi itu bisa dikreasikan lebih baik lagi dengan membuat teknologi keramba yang canggih.
Baca Juga: Munif Ghulamahdi: Teknologi Budidaya Jenuh Air Jadi Solusi Kelangkaan Kedelai
Misalnya, bagian atap menggunakan solar panel untuk sumber pembangkit listrik. Kemudian dibuat control room di bagian tengah yang dilengkapi dengan teknologi penjernih air. Teknologi itu dapat menyulap air di sana menjadi air minum. Tak berhenti di situ, inovasi tersebut masih dapat dikembangkan lagi dengan membuat seawater desalination plant sekaligus untuk menghasilkan garam.
Discussion about this post