Senin, 27 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Indonesia Serukan Kolaborasi Global Hadapi Perubahan Iklim

Kamis, 5 September 2024
A A
Ilustrasi es di kutub yang mencair. Foto NickyPe/pixabay.com.

Ilustrasi es di kutub yang mencair. Foto NickyPe/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Baca Juga: Mengenal Siput Usal yang Biasa Dikonsumsi Masyarakat Pesisir Gunungkidul

Tidak sedikit masyarakat dunia yang tidak peduli dengan dampak perubahan iklim akibat minimnya literasi mengenai perubahan iklim itu sendiri, termasuk di Indonesia. Alhasil, perubahan iklim yang kerap didengungkan hanya dianggap angin lalu atau sebatas kampanye tanpa aksi nyata. Keberadaan sistem peringatan dini yang dibangun pun menjadi kurang optimal.

“Kerja sama dan kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan semua negara terhadap perubahan iklim sebagai respon dan penyikapan terhadap situasi bumi kekinian,” tegas dia.

Saat ini, kenaikan suhu global sudah 1.45 derajat di atas rata-rata periode pra-industri tahun 1850-1900. Ini berdampak pada akselerasi kenaikan muka laut yang terus menerus naik dari dekade ke dekade.

Baca Juga: Gelombang Internal di Bawah Laut Dapat Prediksi Perubahan Iklim

Rata-rata kenaikan muka air laut global berada di level 2,1 mm per tahun antara 1993 dan 2002, lalu menjadi 4,4 mm per tahun antara 2013 dan 2021 atau meningkat dua kali lipat di antara periode tersebut. Realitas ini sebagian besar disebabkan es di kutub yang cepat hilang akibat gletser dan lapisan es lautan yang meleleh.

“Jadi tidak berlebihan jika saya menyebut situasi ini sebagai sesuatu yang sangat serius dan harus direspon secara serius,” imbuh dia.

Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Mpox Berlakukan Healthpass bagi Wisman dan Wisnas

Indonesia melalui BMKG telah melakukan kerja sama dengan negara-negara kepulauan di Kawasan Pasifik sejak tahun 2017 untuk menyikapi peningkatan muka air laut tersebut. Mengingat, realitas bumi kekinian mengancam negara-negara kecil kepulauan. Pelatihan tersebut berupa prakiraan cuaca numerik, tinggi gelombang, monitoring kekeringan, dan program lainnya terkait keamanan wilayah pesisir laut, penilaian risiko, dan sistem peringatan dini. Kerja sama tersebut di antaranya dilakukan dengan Papua Nugini, Tonga, dan Kepulauan Solomon.

Selain kerja sama selatan-selatan, Dwikorita juga menekankan pentingnya pengawasan berkelanjutan dan terstandarisasi dalam sistem pengukuran peningkatan permukaan air laut. Selanjutnya, sinergi bersama melalui pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir tanpa mengabaikan kearifan lokal. Dengan demikian, ancaman bencana dapat diminimalisir dan diantisipasi semaksimal mungkin. [WLC02]

Sumber: BPMI Setpres, BMKG

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: BMKGkawasan selatan-selatankenaikan suhu globalkolaborasi globalperubahan iklim

Editor

Next Post
Simulasi kesiapsiagaan gempa bumi dan tsunami di Pandeglang, Banten,5 Septmber 2024. Foto Muhammad Arfari Dwiatmodjo/Bidang Komunikasi Kebencanaan BNPB.

Simulasi dan Sistem Peringatan Dini Berfokus Potensi Gempa Megathrust

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media