“Ini merupakan jumlah terbanyak di dunia. Dan lagi-lagi kita mendapatkan ‘medali emas’ untuk hal ini,” ujar Supartoyo.
Baca Juga: Pengusaha Sawit Gusur Lahan dan 10 Petani Pasaman Barat Ditangkap
Paket lengkap kerentanan aktivitas geologi, baik gempa bumi, erupsi gunung api, gerakan tanah dan tsunami ini tak lepas dari posisi Indonesia yang secara geografis terletak di persimpangan empat lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Filipina.
Kepala PVMBG, P. Hadi Wijaya menambahkan, posisi Indonesia yang kompleks secara geografi dan aktivitas geologi berdampak terhadap luasnya kawasan rawan bencana (KRB) yang melingkupi 195,9 juta jiwa. Berdasarkan updating peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah (ZKGT), terdapat 40,9 juta jiwa terdampak.
“Jadi perlu mitigasi dan kesiapsiagaan semua pihak dengan masuknya musim hujan saat ini,” ujar Hadi.
Baca Juga: Keterlibatan Militer dalam PSN di Merauke Ancam Hak Hidup Orang Papua
Mitigasi bencana geologi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Seperti melakukan pendidikan dan kesadaran masyarakat (kampanye dan pelatihan), membangun infrastruktur yang tahan bencana, pengelolaan resiko bencana serta peringatan dini.
Hadi meyakini, melalui pendekatan yang terstruktur dan holistik, Indonesia dapat lebih baik dalam mengantisipasi dan menghadapi tantangan bencana geologi, sehingga mengurangi kerugian dan melindungi masyarakat.
Di sisi lain, meskipun berada di zona aktif tektonik yang meningkatkan risiko bencana geologi, juga memberikan keuntungan berupa kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pengelolaan risiko bencana menjadi sangat penting bagi Indonesia. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post