Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mempersilakan masyarakat yang ingin mengkonversi motor dapat mengunjungi platform digital tersebut sebelum datang ke bengkel.
Platform tersebut juga untuk memastikan motor yang akan dikonversi telah lulus dan mendapat sertifikat uji tipe dari Kementerian Perhubungan.
Baca Juga: Ini Sumber Gempa Padang Sidempuan Magnitudo 6,4 Dirasakan Cukup Kuat
“Setelah itu (lulus), biaya Rp7 juta dicairkan Kementerian ESDM,” kata Dadan.
Diklaim Menurunkan Emisi dan Hemat BBM
Dadan menjelaskan bahwa konversi tersebut merupakan salah satu upaya mempercepat terwujudnya ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Pemerintah berharap program konversi yangcdiatur dalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2020 itu akan memberikan manfaat masyarakat berupa penghematan biaya bahan bakar dan membuat udara lebih bersih.
“Ekosistem KBLBB untuk mengurangi impor BBM, mendukung penurunan emisi gas rumah kaca, termasuk emisi suara kendaraan,” ujar Dadan.
Baca Juga: Hasil Studi BRIN: Frekuensi Terbentuknya Siklon Seroja Dua Tahun Sekali
Latar belakang program tersebut adalah komitmen pemerintah untuk menurunkan 31,8 persen emisi gas rumah kaca pada tahun 2030. Serta mengurangi impor BBM dan kompensasi oleh Pemerintah, juga menghemat biaya bahan bakar bagi masyarakat.
Pemerintah berharap manfaat program konversi dapat dirasakan seluruh masyarakat. Penghematan untuk pemilik sepeda motor dengan perhitungan harga Pertalite bulan lalu diklaim menjadi 27,7 juta per tahun. Kemudian penghematan Pertalite dari sisi Pemerintah diklaim sebesar Rp18,6 miliar dengan jumlah konversi sebesar 50 ribu unit.
Untuk mempercepat terwujudnya ekosistem KBBLB, Pemerintah telah mengeluarkan dua model insentif. Berupa insentif untuk pembelian kendaraan listrik yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023.
Baca Juga: Banjir Kabupaten Kapuas Meluas, Warga Penyintas Mulai Terserang Penyakit
Dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023 ditegaskan target penerima bantuan Pemerintah pada tahun 2023 sebanyak 50 ribu unit dan tahun 2024 sebanyak 150 ribu unit. Besaran bantuan yang diberikan Rp7 juta per unit untuk motor konversi.
“Kira-kira ekivalen separuh dari biaya konversi tahun ini. Kami berharap tahun depan dengan perkembangan sisi pabrikasi penyediaan komponen, biaya total dari konversi bisa diturunkan,” jelas Dadan.
Program konversi juga diklaim akan memberikan dampak positif pada peningkatan konsumsi listrik sebesar 15 GWh, penurunan emisi sebesar 30 ribu ton dan pengurangan impor BBM sebesar 20 ribu Kiloliter. Angka tersebut diklaim menghemat devisa negara sebesar USD10 juta dan menciptakan lapangan kerja baru dari bengkel-bengkel konversi. Baik yang dibentuk, kemunculan bengkel-bengkel baru, maupun timbulnya industri komponen yang menunjang kegiatan konversi.
Baca Juga: Banjir di Kabupaten Kapuas Belum Surut, Kalteng Waspada Dampak Hujan
Pemberian bantuan Pemerintah untuk konversi motor listrik akan dilaksanakan Kementerian ESDM kepada masyarakat melalui bengkel konversi berdasarkan hasil verifikasi.
Saat ini, total kapasitas konversi hampir 2 ribu unit motor per bulan. Untuk memenuhi target 50 ribu unit per tahun diperlukan tambahan dari bengkel-bengkel konversi yang ada. Kementerian ESDM akan melakukan pelatihan di beberapa tempat, antara lain di Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makasar, Denpasar, Mataram, Kupang dan Balikpapan. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas konversi menjadi sekitar 1 juta unit per tahun. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post