Sabtu, 6 September 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Integrasi Sistem Pangan dan Pertanian Rendah Karbon Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Rabu, 3 September 2025
A A
Salah satu beras produk pertanian lestari yang dijual di Angkringan Karisma, Sabtu, 27 April 2024. Foto Pito Agustin Rudiana/Wanaloka.com.

Salah satu beras produk pertanian lestari yang dijual di Angkringan Karisma, Sabtu, 27 April 2024. Foto Pito Agustin Rudiana/Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

“Pertanian menyerap hampir 30 persen tenaga kerja Indonesia. Ke depan, momentum Conference of the Parties (COP) 30 harus jadi ajang menunjukkan aksi nyata, bukan sekadar dokumen,” tegas dia.

Dalam sesi utama, IFPRI memaparkan hasil kajian dengan model DEWI (Dynamic Economy Wide Model of Indonesia) yang menilai skenario pertumbuhan hingga 2045. Hasil simulasi menunjukkan diversifikasi komoditas selain padi berpotensi meningkatkan pendapatan petani sekaligus menekan dampak lingkungan.

Baca juga: Cacing Gelang dalam Tubuh Balita, Pakar Sebut Masalah Kecacingan di Indonesia Belum Terkendali

Workshop itu turut menampilkan eksperimen Agent-Based Models untuk simulasi pengambilan keputusan alokasi lahan antar instansi. Hasil simulasi menunjukkan keputusan sektoral tanpa koordinasi berpotensi menimbulkan trade-off antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan petani, dan dampak lingkungan.

Selain isu pangan, Direktorat Mobilisasi Sumber Daya Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup memaparkan perkembangan penyusunan Second Nationally Determined Contribution (SNDC) yang menargetkan penurunan emisi 32–43 persen dan selaras dengan komitmen FOLU Net-Sink 2030 serta Net Zero Emission 2060.

Baca juga: Potensial Gempa Besar, Sesar Lembang Bergerak 3,4 mm dan Gunung Batu Naik 40 cm

Diskusi juga menyoroti pentingnya penguatan sistem Measurement, Reporting, and Verification (MRV) di sektor pertanian agar kontribusi mitigasi dari aktivitas petani dapat diakui secara internasional.

Workshop menghasilkan rekomendasi awal berupa roadmap pertanian rendah karbon, strategi climate smart agriculture, hilirisasi, serta mekanisme pendanaan terpadu untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus menurunkan emisi. [WLC02]

Sumber: IPB University

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Emisi gas rumah kacaLRI-LPI IPB Universitynet zero emissionsrendah karbonsistem pangan dan pertanian

Editor

Next Post
Status aktivitas Gunung Lokon di Sulawesi Utara meningkat menjadi Siaga, 3 September 2025. Foto Magma Indonesia.

Kegempaan Meningkat, Tingkat Aktivitas Gunung Lokon Naik ke Level Siaga

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi anak dengan penyakit campak. Foto biofarma.co.id.Alasan Campak Dapat Meyebabkan Kematian dan Wabah
    In Rehat
    Sabtu, 6 September 2025
  • Abalon. Foto Dok. BRIN.Tantangan Budidaya Abalon di Tengah Ombak Pantai Selatan yang Tinggi
    In IPTEK
    Sabtu, 6 September 2025
  • Ilustrasi telur mentah. Foto Couleur/pixabay.com.Iradiasi Pangan Telah Diterapkan Pada Cabai, Telur dan Bawang Merah
    In Rehat
    Jumat, 5 September 2025
  • Cacing tanah. Foto freepik.Cacing Tanah Si Kaya Protein yang Punya Nilai Ekonomi Tinggi
    In IPTEK
    Jumat, 5 September 2025
  • Ilustrasi proses iradiasi pada pangan. Foto BRIN.Iradiasi Pangan untuk Kurangi Food Loss, Lebih Awet, dan Menekan Risiko Kontaminasi
    In Rehat
    Kamis, 4 September 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media