Rabu, 27 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Ismi Dwi Astuti Nurhaeni: Perspektif Gender Penting dalam Pengelolaan Hutan Lestari

Tak dipungkiri, kelompok marjinal punya peran penting dalam pembangunan nasional, khususnya terkait pengelolaan hutan. Semestinya pembangunan berperspektif inklusivitas..

Kamis, 5 Mei 2022
A A
Prof. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni. Foto fisip.uns.ac.id.

Prof. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni. Foto fisip.uns.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni memandang pengelolaan hutan lestari harus mempertimbangkan aspek gender dan inklusi sosial. Aspek gender perlu dipertimbangkan mengingat rasio perempuan di dunia mendominasi dengan presentase 52 persen. Selain itu, kontribusi perempuan dalam perekonomian akan berdampak pada perekonomian global.

Sementara itu, inklusi sosial berarti memastikan orang-orang yang terpinggirkan secara sosial memiliki kondisi yang sama untuk mewujudkan hak asasi dan potensi penuh untuk berkontribusi pada pembangunan nasional, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kelompok yang dimaksud adalah perempuan, penyandang disabilitas, pemuda, masyarakat adat, dan kelompok marjinal.

Baca Juga: Pramaditya Wicaksono: Penginderaan Padang Lamun untuk Pemetaan Karbon

“Kita dapat menempuh jalan partisipatif yakni dengan melibatkan kelompok tersebut dalam semua tahapan pembangunan dari perencanaan hingga evaluasi,” ujar Ismi dalam kelas intensif virtual bertema “Tantangan dan Peluang Undang-Undang Cipta Kerja dalam Pengembangan Kesatuan Pengelolaan Hutan”, April 2022 lalu.

Hal ini berkaitan dengan salah satu bentuk pengelolaan hutan yang memiliki sifat hasil yang lestari. Bentuk tersebut adalah terjaminnya fungsi sosial ekonomi budaya bagi masyarakat.

Ismi menambahkan, pembangunan inklusif dalam pengelolaan hutan lestari perlu komitmen pihak yang bersangkutan dari level daerah hingga internasional. Pihak yang bersangkutan di antaranya pemegang kebijakan, perencana dan pengelola program, perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan sebagainya.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: genderheksaheliksHutan lestariinklusivitasIsmi Dwi Astuti Nurhaenikelompok marjinalUNS

Editor

Next Post
Ilustrasi telur mentah. Foto Couleur/pixabay.com.

Telur Mentah Lebih Baik untuk Tubuh Itu Pandangan Keliru dan Berbahaya

Discussion about this post

TERKINI

  • Rapat terbatas Presiden Jokowi membahas masalah Rempang. Foto Dok. BPMI Setpres.Pemerintah Hanya Menggeser Rumah, Walhi: Warga Rempang Jangan Terhasut
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Peta Pulau Rempang. Foto ugm.ac.id.Diskusi UGM, Ini Alasan Pemerintah Ngotot Bangun PSN Rempang
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Prof. Bambang Suhartanto. Foto ugm.ac.id.Bambang Suhartanto: Beternak Sapi di Bawah Tegakan Perkebunan Sawit
    In Sosok
    Senin, 25 September 2023
  • Tim penjelajah biodiversity BKSDA Kalimantan Tengah. Foto ppid.menlhk.go.id.Jelajah 10 Hari di Kalteng Temukan Potensi 16 Spesies Baru
    In News
    Senin, 25 September 2023
  • Bentrokan di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Kamis, 7 September 2023, terkait proyek pembangunan kawasan Rempang Eco-City. Foto walhiriau.or.id.Data Walhi, Konflik Agraria Meningkat di Daerah Proyek PSN
    In Lingkungan
    Senin, 25 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media