“Strategi yang bisa dipilih adalah pengarusutamaan gender dan affirmative action,” kata Ismi.
Baca Juga: Crab Ball, Teknologi Memanen Kepiting Tanpa Mengganggu Populasi
Strategi ini didukung dengan pendekatan pasar sehingga bisa menghasilkan output yang diperlukan yakni pengelolaan hutan secara adil dan setara gender serta inklusif.
Ismi juga menyampaikan bahwa kolaborasi heksaheliks (hexa-helix) dan kepemimpinan agile (tangkas, gesit, lincah) berperspektif gender dapat dilaksanakan dalam hal ini. Kolaborasi heksaheliks melibatkan enam komponen utama yakni komunitas, pemerintah, media massa, regulasi hukum, pendidikan, dan dunia industri. Kolaborasi tersebut dinilai jitu untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari. [WLC02]
Sumber: uns.ac.id.
Discussion about this post