Wanaloka.com – Kabar soal Jepang menghentikan bantuan pendanaan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu 1 x 1000 MW (Mega Watt) disambut gembira warga Desa Mekarsari, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan sekitarnya yang terdampak proyek tersebut. Warga terdampak yang bergabung dalam Jaringan Tanpa Asap Indramayu (Jatayu) sejak 2015 menilai kabar tersebut merupakan anugerah, tak hanya bagi warga terdampak di tapak proyek, melainkan juga warga di planet bumi.
“Perjuangan kami tidak sia-sia. Apa yang selalu kami doakan dan perjuangkan baik di kota dan kampung akhirnya mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa. Ini adalah berkah dari Tuhan,” kata Ketua Jatayu, Rodi dalam siaran pers yang diterima Wanaloka.com, Jumat, 24 Juni 2022.
Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat, Meiki W. Paendong menyampaikan apresiasi atas keputusan Pemerintah Jepang yang menarik mundur dari dukungan ODA (Official Development Assistance) di proyek PLTU Indramayu 1 x 1000 MW lewat JICA terkait pendanaan PLTU. Menurut Meiki, keputusan itu membuktikan kesungguhan komitmen Pemerintah Jepang atas pengurangan emisi karbon global, baik di negara mereka sendiri maupun di belahan dunia lain.
Baca Juga: Rencana Kebijakan Penanggulangan PMK Ternak Seperti Penanganan Covid-19
“Namun komitmen Jepang harus benar-benar dibuktikan dengan mendesak lembaga perbankan mereka untuk mengikuti sikap yang sama. Tidak lagi mendanai pendanaan semua proyek PLTU dan energi fosil lain di Indonesia,” tegas Meiki.
Mengingat ada beberapa perbankan Jepang yang masih mengirimkan kredit pendanaan ke proyek-proyek PLTU yang dioperasikan oleh swasta, seperti di PLTU Cirebon 1 x 1000 MW. Beberapa perbankan yang dimaksud antara lain bank JBIC, SMBC, MUFG, dan Mizuho.
Discussion about this post