Kamis, 19 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kata Pakar Soal HMPV: Ada yang Mirip Virus Corona, Ada yang Mirip Virus Campak

Namun para pakar sependapat, bahwa virus tersebut rentan menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama anak-anak dan lansia.

Minggu, 12 Januari 2025
A A
Ilustrasi lansia memakai masker. Foto Surprising_Shots/pixabay.com.

Ilustrasi lansia memakai masker. Foto Surprising_Shots/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang tengah merebak di Cina dengan anak-anak menjadi korbannya, saat ini dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Pakar sekaligus Guru Besar Universitas Gadjah Mada UGM di bidang Mikrobiologi Klinik, Prof. Tri Wibawa menjelaskan, virus HMPV bukanlah virus baru.

Virus ini sudah beredar lama di seluruh dunia, bahkan diyakini setiap orang pernah terinfeksi masa kecilnya. Namun virus ini baru diidentifikasi secara gamblang pada 2001.

“Sudah dikonfirmasi oleh otoritas Cina, bahwa HMPV yang menyebar di Cina saat ini adalah strain lama,” jelas Tri Wibawa kepada wartawan, Kamis, 9 Januari 2025.

Baca juga: Akhir Pekan, Gunung Ibu Erupsi dengan Tinggi Kolom Abu 4 Kilometer

Ia menjelaskan, virus HMPV mirip dengan SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 dalam beberapa hal. Salah satunya adalah infeksi pada saluran pernapasan, yang kemudian menimbulkan gejala seperti  batuk, pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, nyeri tenggorokan, juga mengi.

Bahkan orang yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh, virus ini dapat menimbulkan infeksi pada saluran napas bawah yang parah. Selain itu, virus ini pun memiliki penularan yang sama melalui droplet dan cairan tubuh yang mengkontaminasi dan kontak langsung dengan penderita.

“Dapat menyerang manusia secara berulang,” ungkap dia.

Baca juga: ICW: Pelaporan Bambang Hero Diduga Upaya Perlawanan Balik Koruptor Tambang

Sementara menurut Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dokter Muhammad Atoillah Isfandiari, HMPV berbeda dengan SARS-CoV-2, penyebab Covid-19 yang berasal dari keluarga Corona. Virus ini berasal dari keluarga Paramyxoviridae yang serupa dengan virus campak dan gondong.

“Meskipun sama-sama menular melalui saluran napas, gejala HMPV biasanya tidak menyebabkan kasus parah. Kecuali pada individu dengan sistem kekebalan yang sangat lemah,” ujar Ato’, panggilan akrabnya.

Berbeda dengan Covid-19 yang dapat menyebabkan kerusakan luas pada jaringan paru-paru, HMPV cenderung tidak memiliki potensi fatal yang serupa.

Baca juga: Proyek 20 Juta Ha, KOBI dan YLBHI: Potensial Deforestasi, Juga Penyingkiran Masyarakat Adat

Kasus HMPV ini rutin ditemukan. Khususnya di negara-negara dengan sistem surveilans genomik yang baik.

“Kasus HMPV ini rutin ditemukan setiap tahunnya, terutama saat musim dingin dan tingkat kematiannya sangat rendah. Mestinya, bila ditemukan di Indonesia situasinya mungkin tidak berbeda,” kata Wakil Dekan II Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair ini.

Meskipun begitu, Ato’ menegaskan bahwa masyarakat harus tetap waspada, khususnya pada kelompok anak-anak dan lansia yang rentan terhadap virus ini.

Baca juga: Pemagaran Laut di Tangerang Dihentikan, Komisi IV: Selidiki Pihak yang Bertanggung Jawab!

“Anak-anak dan lansia lebih rentan karena status imunitas mereka lebih rendah dari kelompok usia produktif,” jelas dia.

Pada balita, risiko virus ini menjadi radang paru atau pneumonia yang memerlukan perawatan di rumah sakit lebih besar daripada kelompok usia produktif.

Sementara Tri Wibawa menjelaskan, meskipun mirip SARS-CoV-2, secara teoritis virus ini tidak menyebabkan penyakit fatal. Bahkan, pada kebanyakan orang, sama seperti influenza, penyakit ini dapat sembuh sendiri. Penyakit ini pun tidak berpotensi menyebabkan pandemi, serta memiliki risiko yang jauh lebih kecil untuk menjadi fatal dibandingkan SARS-CoV-2.

Baca juga: Awal 2025, Bencana Hidrometeorologi Menerjang dari Aceh hingga Gorontalo

Terlebih, berbeda dengan SARS-CoV-2 yang dapat menyerang segala usia. HMPV lebih rentan menyerang anak anak dan orang dengan respon kekebalan tubuh yang melemah.

Meski demikian, ada kondisi-kondisi tertentu yang harus diwaspadai, yakni lansia berusia lebih dari 65 tahun dan orang-orang yang memiliki gangguan pada sistem pernapasan. Hal ini menjadi catatan penting, lantaran kemiripannya dengan influenza membuatnya tak mudah dibedakan dengan influenza biasa.

Tri Wibawa pun menganjurkan masyarakat untuk hidup lebih sehat agar terhindar potensi tertular virus ini. Ia mengingatkan untuk makan, minum, dan istirahat yang cukup, menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan, menggunakan masker apabila memiliki gejala infeksi di saluran pernapasan, dan menghindari kontak erat dengan orang-orang yang diduga terkena infeksi saluran pernapasan. Mengingat untuk sampai ini belum ada vaksin untuk virus ini.

Baca juga: Kementerian ESDM Pangkas Persyaratan Perizinan Pengusahaan Air Tanah

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Bidang Mikrobiologi Klinik UGMFKM Unairsistem kekebalan tubuhvirus campakvirus Coronawabah virus HMPV

Editor

Next Post
Tiga orang ditemukan tewas akibat tertimbun longsor di Batam, 13 Januari 2025 dini hari. Foto BPBD Kepulauan Riau.

Dini Hari, Tiga Warga Tewas Tertimbun Longsor di Kota Batam

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media