“Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sekolah, penyedia katering, dan masyarakat, program MBG bisa berjalan aman sekaligus memberi manfaat besar bagi generasi muda,” harap dia.
Cara menguji ompreng MBG yang diduga tak halal
Tak hanya kasus keracunan, MBG juga diwarnai isu ompreng (wadah makanan) atau food tray yang ditengarai mengandung bahan berbahaya, termasuk kandungan minyak babi. Atas dugaan ini, Badan Gizi Nasional (BGN) tengah memeriksa lebih lanjut untuk memastikan kebenarannya. Mengingat produk ompreng ini diimpor dari Chaoshan, China.
Baca juga: Riset Konservasi dan Rehabilitasi Hasilkan Temuan Manfaat Mangrove dari Akar hingga Buah
Media sosial mengutip laporan Indonesia Business Post yang melakukan investigasi di kawasan eksportir ompreng untuk MBG di Indonesia. Diketahui ada sekitar 30-40 pabrik yang memproduksi ompreng makanan untuk pasar global.
“Kemungkinan kandungan minyak babi dalam ompreng dijadikan sebagai komponen pelemas untuk bahan campuran dengan minyak yang lain, semisal minyak mineral,” ungkap Pakar UGM Bidang Analisis Kehalalan Produk, Prof. Abdul Rohman, Kamis, 28 Agustus 2025.
Rohman tidak menanggapi lebih jauh soal kandungan minyak babi dalam ompreng di menu MBG, sebab kasus ini tengah diselidiki tim BGN. Namun ia menjelaskan tahapan untuk mendeteksi kandungan minyak babi pada sebuah wadah makanan.
Baca juga: Perubahan Iklim Sulit Diprediksi, BMKG Gunakan Kecerdasan Buatan
Yang diperlukan pertama untuk mendeteksi adalah dilakukan ekstraksi sehingga lemak babi dapat terekstraksi, selanjutnya dianalisis dengan metode tertentu. Adapun metode yang kerap digunakan adalah menggunakan kromatografi gas yang dilengkapi dengan detektor spektrometer massa (GC-MS) untuk mengidentifikasi asam-asam lemak yang ada.
“Asam-asam lemak yang diperoleh dilakukan semacam perbandingan dengan asam lemak yang teridentifikasi dalam lemak babi,” kata Dosen Fakultas Farmasi UGM ini.
Selain metode GC-MS, metode yang dapat digunakan adalah dengan LC-HRMS melalui identifikasi penanda lemak babi.
“Metode ini umumnya lebih banyak digunakan oleh para ahli,” ujar dia. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post