Senin, 17 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kata Pakar Soal MBG, Keracunan Berulang hingga Dugaan Food Tray Mengandung Minyak Babi

Salah satu tantangan terbesar dalam menjaga standar higienitas makanan pada program MBG adalah lemahnya pengawasan terhadap waktu konsumsi makanan.

Jumat, 29 Agustus 2025
A A
Ilustrasi foodtray untuk MBG. Foto Dok. BGN.

Ilustrasi foodtray untuk MBG. Foto Dok. BGN.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kasus keracunan makanan menimpa 127 siswa di Kabupaten Sleman, DIY dan 427 siswa di Kabupaten Lebong, Bengkulu akibat konsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian yang berulang dalam waktu berdekatan ini menunjukkan ada persoalan mendasar dalam sistem penyediaan makanan di sekolah.

Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM, Prof. Sri Raharjo menilai kasus ini sangat serius karena melibatkan ratusan siswa dalam dua kejadian pada Agustus 2025. Hasil pemeriksaan laboratorium juga mengonfirmasi ada tiga jenis bakteri berbahaya, yaitu E. coli, Clostridium sp., dan Staphylococcus pada sampel makanan dan muntahan korban.

Tidak hanya menimbulkan gejala mual, muntah, dan diare, beberapa siswa harus dirujuk ke fasilitas kesehatan.

Baca juga: Tim Ekspedisi Riset Bawa Pulang Rekaman Data Misteri Kegempaan di Samudra Hindia

“Saya kira kasus ini memperlihatkan ada kegagalan sistemik dalam proses penyiapan, pengolahan, maupun distribusi makanan,” kata Raharjo di Kampus UGM, Jumat, 29 Agustus 2025.

Salah satu tantangan terbesar dalam menjaga standar higienitas makanan pada program MBG adalah lemahnya pengawasan terhadap waktu konsumsi makanan. Makanan yang sudah dimasak seharusnya tidak disimpan lebih dari empat jam agar tidak memicu pertumbuhan bakteri.

Selain itu, kualitas air yang digunakan dalam proses memasak juga harus terjamin bebas kontaminasi. Tidak kalah penting, keterbatasan sumber daya manusia dan kurangnya pemahaman penjamah makanan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi faktor risiko.

Baca juga: Tahun 2029 Target Populasi Kedua Badak Jawa Hasil Translokasi dari Ujung Kulon ke JRSCA

“Koordinasi dan evaluasi masih lemah. Perlu evaluasi dan perbaikan sistem yang belum berjalan efektif,” ia menyayangkan.

Solusi, ia menekankan perlunya langkah konkret baik dari pemerintah daerah maupun penyedia katering. Pemerintah diharapkan meningkatkan pengawasan melalui audit rutin, pelatihan berkelanjutan bagi penjamah makanan, serta memberikan sanksi tegas hingga pencabutan izin jika terjadi kelalaian.

Sementara penyedia katering harus menerapkan sistem batch cooking, memastikan air bersih, serta melakukan uji laboratorium mandiri secara berkala. Tak kalah penting, ia juga menekankan peran masyarakat dalam mendukung keberlangsungan program MBG. Siswa perlu menumbuhkan kebiasaan mencuci tangan dan melaporkan jika mengalami gejala setelah makan.

Baca juga: UU Cipta Kerja yang Melegitimasi Perampasan Ruang Hidup Digugat di MK

Belajar dari kasus keracunan MBG di Sleman dan Bengkulu, ia menyatakan keamanan pangan juga menjadi prioritas orang tua untuk dapat memantau kualitas makanan dan berkomunikasi dengan pihak sekolah. Sementara masyarakat umum berperan sebagai pengawas tidak langsung dengan melaporkan indikasi pelanggaran keamanan pangan.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Bidang Analisis Kehalalan Produk UGMfood tray MBGkercunan MBGprogram MBGPusat Studi Pangan dan Gizi UGM

Editor

Next Post
Indonesia Weda Bay Industrial Park (PT IWIP). Foto Dok. Jatam.

Catatan Jatam, Tujuh Tahun Raksasa Industri Nikel Berproduksi dan Sarat Perusakan Lingkungan Hidup

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi ular kobra. Foto AlexandraLysenko/pixabay.com.Kasus Gigitan Ular Meningkat, Pakar UGM Baru Teliti Karakterisasi Bisa Kobra Jawa
    In IPTEK
    Minggu, 16 November 2025
  • Taman Paku di Kebun Raya Indrokilo, Boyolali, Jawa Tengah. Foto kebunrayaindrokilo.boyolali.go.id.Jalankan Lima Fungsi Utama, Kebun Raya Indrokilo dan Banua Dapat Penghargaan
    In Traveling
    Minggu, 16 November 2025
  • Buddy, salah satu unit K9 dari Polres Temanggung berjenis German Shepherd didampingi pawangnya membantu pencarian korban longsor di Cilacap, 15 November 2025. Foto Dok. BNPB.Kadar Air Dalam Tanah Picu Longsor di Cilacap, Waspada Hujan Lebat 19-22 November 2025
    In Bencana
    Sabtu, 15 November 2025
  • Warga Kawasi menggelar aksi boikot jalur produksi PT Harita Group, 15 November 2025. Foto Istimewa.Tuntut Air Bersih dan Listrik, Warga Kawasi Boikot Jalur Produksi Perusahaan Nikel
    In News
    Sabtu, 15 November 2025
  • Tim gabungan melakukan operasi pencarian korban bencana tanah longsor di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat, 14 November 2025. Foto Istimewa.Tanah Longsor di Cilacap, 3 Tewas dan 20 Orang Belum Ditemukan
    In Bencana
    Jumat, 14 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media