Tantangan ke depannya adalah apabila astronomi menjadi populer dan terjadi over tourism di berbagai daerah yang berdampak pada lingkungannya.
Baca Juga: Teknologi Masaro Ubah Kebiasaan Buang Sampah Menjadi Jual Sampah
“Astrowisata nantinya dapat menjadi wisata ekslusif dengan pembatasan jumlah pengunjung,” kata Chatief.
Tak hanya itu, peran astrowisata juga dapat semakin dikembangkan dalam sisi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Penelitian menjadi penting untuk pembuatan regulasi dengan menyusun naskah akademik. Dalam pendidikan misalnya terdapat Prodi Studi Astronomi, maupun mata kuliah yang dapat diambil mahasiswa jurusan lain, seperti Manajemen Institusi Astronomi dan Astronomi Lingkungan.
Dengan melihat potensi dan tantangan tersebut, terdapat berbagai hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan astrowisata. Seperti menyadarkan potensi yang dimiliki daerah tersebut kepada masyarakat, regulasi, dan perencanaan yang baik.
Baca Juga: Strategi Pengelolaan Sampah agar Tak Berakhir di Pembuangan Akhir
Membangun persepsi yang sama dengan masyarakat bahwa daerahnya berpotensi itu tidak bisa cepat, tapi bisa dilakukan secara bertahap.
“Masyarakat dapat diajak apabila ada manfaat untuk mereka dan kami perlu memahami apa yang mereka butuhkan,” kata Hendro.
Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah bekerja sama dengan masyarakat, seperti membangun homestay, bukan hotel. Harapannya, strategi pengembangan astrowisata berjalan baik, tidak menimbulkan polusi cahaya, dan bermanfaat untuk masyarakat.
Baca Juga: Ini Pemicu Gempa Dangkal Guncang Nias Selatan
Astrowisata juga memberikan dampak positif, karena kepariwisataan dinilai paling efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai fasilitas pendukung wisata bisa berasal dari masyarakat itu sendiri, seperti penginapan, restoran, dan lain-lain. Perlu banyak kerja keras untuk memberikan pengetahuan terkait kepada masyarakat.
“Jadi pengembangan astrowisata memerlukan dana yang tidak sedikit,” imbuh Alumni Astronomi ITB sekaligus Founder Imahnoong, Hendro Setyanto. [WLC02]
Sumber: ITB
Discussion about this post