Wanaloka.com – Dua Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) berkelamin betina ditemukan mati di areal Seksi Konservasi Wilayah II Stabat, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara. Terungkap, caling (gading gajah betina) pada bangkai gajah telah dipotong dan diambil orang.
Penemuan ini bermula dari laporan warga pada Minggu, 10 April 2022. Bangkai gajah pertama kali ditemukan oleh seorang warga di areal kebun jeruk di Dusun Aras Napal Kanan, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Setelah mengecek lokasi dan menemukan bangkai gajah sumatera, pada Rabu, 13 April 2022, Seksi Konservasi Wilayah II Stabat, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) bersama lembaga mitra Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center (YOSL-OIC), Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, dan tim medis Balai Besar KSDA Sumatera Utara, melakukan pengusutan dan nekropsi pada bangkai gajah tersebut.
Baca Juga: Manusia hingga Parasit Jadi Penyebab Gajah Sumatera Hampir Punah
Kepala SKW II Stabat, BBKSDA Sumut, Herbert BP Aritonang memaparkan, lokasi ditemukan bangkai gajah [areal HPT], diketahui merupakan jalur jelajah satwa gajah. Hasil nekropsi, ditemukan adanya luka tusukan benda tumpul di thorax dan abdomen, vulnusscissum (luka sayatan) benda tajam di caling, memar pada otot (rusuk kanan), luka pada kaki kanan, serta adanya luka benda tumpul pada abdomen yang mengakibatkan pendarahan pada organ bagian dalam sehingga menyebabkan kehilangan banyak darah sampai akhirnya mati.
“Tim menarik kesimpulan, gajah mati akibat kehabisan darah dan luka organ dalam akibat tusukan benda tumpul di bagian dada dan perut. Bekas tusukan identik dengan bekas tusukan gading jantan dewasa. Gajah betina didatangi oleh gajah jantan yang sedang masa musth kemudian menyerang dan memaksa untuk kawin, namun gajah betina yang tidak dalam periode estrus atau belum siap untuk kawin melakukan perlawanan sehingga akhirnya menyebabkan kematian gajah betina,” keterangan Herbert, dikutip dari laman ksdae.menlhk.go.id.
Baca Juga: Libur Lebaran: Anak-anak Tak Perlu Tes Antigen, Masyarakat Diimbau Tak ke Luar Negeri
Menurut Herbert, sehari setelah [gajah] mati, ada masyarakat yang menemukan cadavernya [bangkai gajah] di perladangan dan berupaya mengambil caling dengan menggunakan benda tajam. Terlihat bekas sayatan pada otot pengikat caling dan caling dipotong dengan terburu-buru sehingga sebagian besar masih tertinggal pada ototnya. Sedangkan caling sebelah kanan masih berada utuh di tubuh gajah. Bangkai gajah ini dikubur oleh tim SKW II Stabat.
Saat mengusut kematian gajah sumatera di kebun jeruk Aras Napal Kanan, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, tim SKW II Stabat bersama lembaga mitra menemukan kerangka gajah di areal 242 Aras Napal yang merupakan habitat Orangutan Sumatera (Pongo abelii), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus). Serta juga habitat Rangkong Badak, Kukang, Trenggiling, Beruang Madu, Baning, Elang Brontok, Elang Gunung dan berbagai jenis burung lainnya. Temuan kerangka gajah ini i berawal dari laporan dari warga yang diterima SKW II Stabat, BBKSDA Sumut.
Discussion about this post