Tanda dan gejala stroke meliputi pasien yang tiba-tiba mengalami kesemutan separuh anggota gerak (dari kepala sampai kaki), mengalami kelemahan anggota gerak, bicara pelo dan mulutnya perot, penurunan kesadaran yang tiba-tiba, pasien mengalami kebingungan dan tidak bisa bicara, mengalami gangguan fungsi kognitif akut (semisal tiba-tiba menanyakan keluarga yang sudah meninggal, ingin pulang padahal sudah di rumah, kebingungan menyebutkan nama anggota, dan sebagainya), buta separuh lapang pandang (mata kanan atau kiri mengalami kegelapan), dan mengalami dizziness (bergoyang).
“Yang harus diketahui, gejala yang muncul bisa tunggal, bisa lebih ari satu. Jika awalnya tunggal lalu diikuti yang lain, itu menuju ke arah perburukan. Ini yang harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan penanganan stroke,” tutur Ismail.
Baca Juga: Anda Takut Gemuk? Biasakanlah Sarapan Pagi
Dia menjelaskan, ada dua macam faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang terkena stroke, yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikan dan yang tak dapat dikendalikan. Faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan antara lain umur, jenis kelamin tertentu, keturunan, dan orang yang pernah terkena stroke. Faktor risiko yang bisa dikendalikan antara lain diabetes, obesitas, hipertensi, kurang aktivitas dan olahraga, merokok, alkohol, dan sebagainya.
Namun stroke dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat, seperti makan makanan sehat, olahraga teratur, tidak merokok, minum alkohol sesuai takaran. Juga menurunkan tingkat kolesterol dan tekanan darah tinggi, serta menjaga kadar normal gula darah. [WLC02]
Sumber: ugm.ac.id, 14 Februari 2022
Discussion about this post