“INVE menyediakan bahan pakan, kami menyiapkan fasilitasnya. Dan ada legal standing dari Biro Hukum dan Kerjasama BRIN,” jelas Mahardika.
Peneliti Utama BRIN, Haryanti menambahkan bahwa tahun ini Pusat Riset Perikanan juga menjalin kerja sama dengan Forever Ocean Indonesia mencakup empat komoditas, meliputi kakap, kerapu, seriola ekor kuning, dan abalone.
Baca Juga: Banjir Bandang Sembahe Dua Kepala Keluarga Mengungsi
“Kami akan duduk bersama untuk membahas kerja sama tersebut karena melibatkan peneliti dari keilmuan yang berbeda sesuai komoditas yang akan dikerjasamakan,” jelas Haryanti.
Selain KKI Biota Laut Gondol, kegiatan riset juga berlangsung di KKI Kebun Raya Eka Karya Bali. Antara lain penelitian di bidang bank biji, kultur jaringan atau perbanyakan invitro untuk tanaman terancam punah. Selain itu, periset yang bekerja dari co-working space KKI Kebun Raya Eka Karya Bali juga meneliti jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri serta tumbuhan Begonia, Araceae, Fabaceae yang memiliki potensi sebagai tanaman hias, pangan maupun restorasi hutan.
Baca Juga: Longsor di Wonosobo Satu Pengendara Motor Tewas Tertimbun
Wenten berpesan, periset harus memperdalam ilmu yang dimiliki, fokus terhadap perkembangan keilmuan yang ada, dan berpikir secara efisien serta efektif dalam menghadapi masalah.
“Sebagai periset harus bisa menjamin ilmu dan kompetensi yang dimiliki sudah terdepan serta ilmunya juga harus berdampak konkret,” kata Wenten. [WLC02]
Sumber: BRIN
Discussion about this post