Baca Juga: Budi Setiadi: Teknologi AI Berperan Mengelola dan Melestarikan Sumber Hayati
“Intervensi yang kami lakukan adalah merancang solusi berbasis alam,” beber Hamdi.
Solusi tersebut berlandaskan pada berbagai sistem pengetahuan untuk memastikan komunitas pesisir memiliki ketahanan air, sehingga mereka bisa mendapatkan sumber air bersih.
Dengan memanfaatkan quadro helix, para peneliti dari Universiti Malaya (UM) aktif terlibat dalam penentuan stok karbon dan penyerapan karbon di hutan mangrove. Mereka mengidentifikasi potensi area dengan tujuan pembiayaan dan perdagangan karbon untuk mengurangi kerugian emisi karbon. Selain itu, mereka juga turut serta dalam menentukan harga ekosistem laut menjadi penyimpan karbon.
“Malaysia mengeluarkan 250 juta ton CO2 pada tahun 2021. Negara termasuk industri di dalamnya berkomitmen untuk mengurangi intensitas karbon terhadap PDB sebesar 45 persen pada tahun 2030 dibandingkan level pada tahun 2005,” kata Hamdi. [WLC02]
Sumber: Unair
Discussion about this post