Konflik di Desa Wadas dipicu adanya rencana penambangan batu andesit di Wadas untuk materi pembangunan Bendungan Bener di Purworejo. Bendungan yang berada sekira 10 kilometer dari Desa Wadas. Bendungan Bener termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk keperluan irigasi, pebangkit tenaga listrik, dan penunjang pariwisata.
“Kami ingin menunjukkan masih ada warga Wadas yang masih konsisten menolak tambang batu andesit,” ujar Tri Handayani dari Wadon Wadas dalam siaran pers yang diterima Wanaloka.com.
Menurutnya, lokasi tambang batu andesit seluas 114 hektar yang berada di kawasan perbukitan, itu berpotensi menyebabkan bencana bagi warga. Pasalnya selama ini, kawasan Wadas dikenal sebagai daerah rawan longsor.
Baca Juga: Gerakan Zero Sampah di Yogyakarta Masih Uji Coba Tiga Bulan
Tri mengatakan, penambangan andesit dengan mengeruk tanah akan menyebabkan potensi longsor di Wadas makin tinggi. Potensi bencana ini terutama mengintai wilayah Kaligendol dan Randuparang di Desa Wadas yang berbatasan langsung dengan lokasi tambang.
Aksi Wadon Wadas Mangku Pertiwi yang digelar, Tri menjelaskan, jadi simbol pengharapan agar warga yang masih kukuh menolak tambang andesit senantiasa mendapat kekuatan dalam menjaga dan menjalankan nasihat, pelajaran, berkah, dan kekayaan spiritual yang diwariskan secara turun-temuru. Cara ini secara alamiah bisa menjaga kelestarian alam wadas.
“Bila tanah dan pohon-pohon itu hilang, kami juga akan kehilangan mata pencaharian kami,” kata Tri dalam siaran pers yang dite
Baca Juga: Masalah Besar Lingkungan Sungai Indonesia, Tercemar Mikroplastik Akibat Sampah Plastik
Pemerintah perlu menghargai warga Wadas yang menolak melepaskan tanahnya menjadi lokasi tambang andesit. Kata Tri, mempertahankan kelestarian lingkungan untuk kepentingan bersama adalah hak sekaligus kewajiban bagi warga negara yang mengerti nilai-nilai Pancasila
“Mempertahankan tanah dan kelestarian alam adalah hak warga negara. Hak kami ini dilindungi konstitusi dan undang-undang,” tegas Tri Handayani yang biasa disapa Wiji.
Talabudin dari Gempadewa mengaku gembira dengan aksi yang digelar Wadon Wadas. Karena masih ada warga Wadas yang konsisten mempertahankan ruang hidup untuk keselamatan seluruh warga desa.
“Kami berharap pemerintah mau mendengarkan aspirasi warga ini. Mempertahankan lingkungan dari kerusakan akibat tambang adalah untuk keberlangsungan hidup seluruh warga,” pungkas Budin. [WLC01]
Discussion about this post