Sabtu, 23 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Makna Pelilitan Setagen Berusia 90 Tahun di Pohon Besar oleh Wadon Wadas

Kain setagen yang telah berusia 90 tahun milik Rubiah, yang semula ia kenakan, berpindah dan melilit batang pohon besar di tanah Ngatinah. Pelilitan kain setagen di tegakan pohon-pohon besar ini dilakukan Wadon Wadas yang menggelar aksi Wadon Wadas Mangku Bumi Pertiwi, sebagai simbol menolak penambangan andesit di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Jumat, 6 Januari 2023
A A
Wadon Wadas, kelompok perempuan di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, melilitkan setagen ke pohon di atas tanah milik mereka, dalam aksi Wadon Wadas Mangku Bumi Pertiwi. Foto Bambang Muryanto.

Wadon Wadas, kelompok perempuan di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, melilitkan setagen ke pohon di atas tanah milik mereka, dalam aksi Wadon Wadas Mangku Bumi Pertiwi. Foto Bambang Muryanto.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Perempuan Desa Wadas yang tergabung dalam Wadon Wadas mengenakan pakaian tradisional Jawa berupa jarik. Mereka berdiri, berbaris menghadap tegakan pohon-pohon besar di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Jumat, 6 Januari 2023.

Dua perempuan di antaranya berada di sisi kiri dan kanan satu tegakan pohon dengan diameter cukup besar. Setagen berusia 90 tahun yang semula dikenakan Rubiah, berpindah dan melilit batang pohon durian yang tegak menjulang di atas tanah milik Ngatinah.

Pelilitan setagen ke pohon-pohon besar di Desa Wadas ini dilakukan Wadon Wadas dengan menggelar aksi yang dinamai Wadon Wadas Mangku Bumi Pertiwi atau Perempuan Wadas Menyelamatkan Bumi Pertiwi.

Baca Juga: Komnas HAM akan Bentuk Tim Ad Hoc untuk Selidiki Lagi Kasus Kekerasan di Wadas

Dalam tradisi masyarakat Jawa, seorang ibu selalu mangku atau menjaga anaknya. Ini pula yang dilakukan Wadon Wadas, mereka mangku atau menjaga Bumi Pertiwi di Wadas karena selama ini alam Wadas yang kaya telah memberikan kehidupan bagi warga Wadas.

Aksi Wadon Wadas Mangku Pertiwi ini turut diikuti warga desa anggota Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan Desa Wadas (Gempadewa). Wadon Wadas dan Gempadewa tetap kukuh menolak penambangan andesit di Desa Wadas.

Sekitar 40-an Wadon Wadas bersama masyarakat tergabung Gempadewa berjalan beriringan menuju lokasi tambang sambil membawa wayang-wayang kardus, antara lain berbentuk tikus, lambang pejabat korup. Tiba di lokasi tambang, mereka berdiri di samping pohon-pohon besar, seperti pohon durian, karet, waru dan lainnya.

Baca Juga: Kerja Sama KLHK dengan Geografi UGM: Perlu Sinergi Tata Kelola Sumber Daya Lahan dan Air 

Pepohonan itu adalah sumber penghidupan bagi warga Wadas, penahan longsor, dan sarana untuk menyimpan air hujan ke dalam tanah.

Setelah doa bersama, prosesi pelilitan setagen pada pohon-pohon besar dimulai dan diawali dengan pelilitan setagen berumur 90 tahun milik Rubiah pada pohon durian besar yang berada di tanah milik Ngatinah. Rubiah memutar tubuhnya dan dengan bantuan Ngatinah, setagen yang melilit bagian perutnya berpindah melilit batang pohon durian. Selanjutnya mereka menaburkan bunga setaman di sekeliling pohon.

Meski hujan deras turun, Wadon Wadas tetap melakukan pelilitan setagen pada sekira 20 pohon. Kegiatan ini adalah simbol bahwa pohon-pohon itu tidak akan diserahkan untuk kepentingan tambang batu andesit atau quarry.

Baca Juga: Jani Purnawanty, Raih Penghargaan Pulitzer Center Lewat Edukasi Isu Hutan

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Desa WadasGempadewapenambangan andesitpenambangan batu andesit Desa Wadasperempuan WadasWadon WadasWadon Wadas Mangku Bumi Pertiwi

Editor

Next Post
Terowongan perlintasan gajah liar di ruas tolPekanbaru-Dumai. Foto ppid.menlhk.go.id

Ada Terowongan Perlintasan Gajah di Tol Pekanbaru-Dumai

Discussion about this post

TERKINI

  • Episenter gempa 6,6 magnitudo Laut Banda, Maluku, pada Jumat, 22 September 2023, pukul 21.59 WIB. Foto Google Earth berdasarkan koordinat pusat gempa BMKG.Gempa 6,6 Magnitudo Laut Banda Maluku, Ini Analisis BMKG
    In News
    Jumat, 22 September 2023
  • Presiden Jokowi didampingi Menteri Siti Nurbaya meninjau persemaian Mentawir pada Kamis, 21 September 2023. Foto ppid.menlhk.go.id.Dari Mentawir Menghijaukan Ibu Kota Nusantara dan Kalimantan
    In News
    Kamis, 21 September 2023
  • Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Budi Setiadi Daryono. Foto sustainabledevelopment.ugm.ac.id.Budi Setiadi: Teknologi AI Berperan Mengelola dan Melestarikan Sumber Hayati
    In Sosok
    Rabu, 20 September 2023
  • Ilustrasi kapal penangkap ikan. Foto moritz320/pixabay.com.Walhi: Ekonomi Biru Dorong Perampasan Ruang Laut di Indonesia, Ini Catatannya
    In Lingkungan
    Rabu, 20 September 2023
  • Pembukaan The 4th Workshop of Blue Carbon Hub Think Thank - IORA di Bali. Foto Dok. Kemenko Marves.Ekosistem Karbon Biru Diklaim Dukung Keberlanjutan Ekonomi Biru
    In News
    Rabu, 20 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media