Yuris mengubah sampah rumah tangga menjadi bahan baku material industri, terutama fokus pada potensi sampah plastik sebagai bahan bangunan yang kokoh dan berkelanjutan.
Baca Juga: Ada Kampus Geologi Luk Ulo di Kawasan Cagar Alam Karangsambung
“Proses pengolahan sampah di sini kompleks sekali karena masyarakat enggan memilah sampah dengan baik,” jelas dia.
Melalui PT Daur Ulang Indonesia yang didirikannya, Yuris bekerja sama dengan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di berbagai wilayah untuk mengumpulkan dan memilah sampah. Nantinya disagregasi dalam alat mekanik untuk mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan dalam membuat material industri.
“Kebanyakan sampah plastik. Kami cacah, dilelehkan, kemudian dicetak menjadi balok atau papan yang bisa digunakan untuk pengganti kayu,” ucap alumni Teknik Arsitektur ini.
Baca Juga: Penetapan BSD Menjadi KEK Berpotensi Korbankan Ruang Hidup Warga
Dosen Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM, Wiratni berujar bahwa permasalahan sampah di Indonesia bersifat multidimensional, sehingga membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasinya. Tentu bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, namun seluruh anggota masyarakat juga memiliki kewajiban yang sama.
“Bahkan gerakan masyarakat dari lingkungan terkecil pun dapat menjadi solusi dalam menangani masalah tata kelola sampah,” kata dia. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post