Wanaloka.com – Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang atau yang lebih dikenal dengan Gunung Argopuro, akhirnya kembali membuka akses pendakian untuk publik per 8 April 2025. Sebelumnya, pendakian ditutup sementara selama dua bulan untuk langkah mitigasi potensi cuaca ekstrem yang dilaporkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda Balai Besar KSDA Jawa Timur, Fajar Dwi Nur Aji menjelaskan, kawasan yang membentang di wilayah Kabupaten Probolinggo – Situbondo – Bondowoso – Jember di Jawa Timur ini kembali menyambut para pendaki pasca pemulihan ekosistem.
Balai Besar KSDA Jawa Timur dalam surat edarannya Nomor SE.3/K2/BIDTEK.1/KSA.4.2/B/2/2025 menegaskan bahwa penutupan sementara sejak 18 Februari lalu dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi bahaya hujan deras dan angin kencang. Sekaligus momentum pemulihan alami kawasan hutan pegunungan yang menjadi habitat sejumlah satwa dilindungi, termasuk Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas), Rusa Timor (Cervus timorensis), dan Merak Hijau (Pavo muticus).
Baca juga: Pembangunan PLTN Mulai 2030, BRIN Ingatkan Perubahan Desain dan Keamanan
Dalam lanskap yang dibentuk letusan vulkanik purba dan ditenun kabut yang turun setiap senja, Dataran Tinggi Yang bukan sekadar jalur pendakian. Kawasan ini bak naskah alam yang terus ditulis ulang oleh waktu, cuaca, dan kehidupan liar di dalamnya. Pembukaan kembali kawasan ini tetap disertai imbauan kehati-hatian bagi pengunjung.
Pihak BBKSDA Jatim senantiasa mengingatkan pentingnya pendaki mengikuti prosedur pendakian dan larangan aktivitas yang merusak kawasan. Pembukaan Kembali jalur pendakian diharapkan ada jalinan relasi lebih harmonis antara manusia dan alam, di mana petualangan berpijak pada kesadaran.
Untuk informasi lebih lanjut dan prosedur pendakian, masyarakat diimbau untuk mengikuti pengumuman resmi dari Balai Besar KSDA Jawa Timur serta berkoordinasi dengan petugas lapangan pada titik akses pintu masuk pendakian di Baderan.
Baca juga: Ada Dugaan Kriminalisasi, Koalisi Serukan Hentikan Proyek Panas Bumi Poco Leok
Cagar Alam Sungai Kolbu
Di jantung Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang, di tengah hamparan savana Sikasur yang luas, tersembunyi sumber kehidupan yang telah mengalir selama berabad-abad, yakni Cagar Alam Sungai Kolbu. Lokasinya berada di ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut. Kawasan ini bukan hanya penopang ekosistem pegunungan, tetapi juga warisan alam yang keberlanjutannya kini bergantung pada kesadaran manusia.
Sungai Kolbu telah ditetapkan sebagai Cagar Alam sejak 1919 melalui Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 83 Stbl. 1919 No. 392. Dengan luas hanya 18,782 hektare, kawasan ini memiliki peran yang jauh lebih besar daripada ukurannya yang mampu menjadi penjaga siklus air pegunungan dan menopang kehidupan di sekitarnya.
Dikelilingi hutan cemara dan padang savana, Sungai Kolbu menjadi habitat bagi beragam flora dan fauna khas, seperti merak hijau, rusa timor, kijang, dan berbagai sepesies lainnya. Kandungan mineral dalam airnya pun tinggi, sehingga menjadi sumber air yang bernilai ekologis tinggi.
Baca juga: Murraya sumatrana, Tanaman Liar yang Jadi Penyebar Penyakit pada Jeruk
Discussion about this post