Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Material Banjir di Humbahas adalah Longsoran Tipe Rock Fall

Banjir bandang dan longsor yang terjadi di Kabupaten Humbang Hasundutan akibat curah hujan tinggi, sementara kapasitas sungai kecil.

Jumat, 8 Desember 2023
A A
Penampakan Humbahas pascabencana banjir bandang dan tanah longsor. Foto ppid.menlhk.go.id.

Penampakan Humbahas pascabencana banjir bandang dan tanah longsor. Foto ppid.menlhk.go.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Direktur Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), M. Saparis Soedarjanto menyampaikan laporan analisis kejadian banjir bandang di DAS Asahan Toba, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara pada 1 Desember 2023 pukul 21.00 WIB. Bahwa penyebab banjir bandang berasosiasi dengan longsor itu karena curah hujan tinggi pada hulu Daerah Tangkapan Air (DTA) sebesar 41 mm/hari, sehingga menghasilkan debit aliran 20,3 m³/detik. Jumlah ini melebihi kapasitas pengaliran normal di angka 2,8 m³ per detik.

“Berdasarkan analisis yang kami lakukan, penyebab banjir adanya curah hujan tinggi, sementara kapasitas pengaliran sungai lebih kecil dari debit banjir. Pendangkalan di alur sungai semakin menurunkan kapasitas pengaliran, sehingga luapan meningkat,” papar Saparis.

Kondisi tersebut diperparah dengan aliran Sungai Sibuni-buni yang meluap dengan debit limpasan melebihi kapasitas pengaliran. Aliran air membawa material berupa gravel (bongkahan batuan).

Baca Juga: Awan Panas Guguran Merapi Akibatkan Hujan Abu Basah di Boyolali dan Magelang

Batuan induk daerah tersebut berupa batu lempung yang tingkat konsolidasi materialnya rendah, sehingga mudah hancur dan bersifat lepas-lepas. Selanjutnya mengalami longsoran yang dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi.

Hasil pengamatan juga mendapatkan material yang terbawa banjir merupakan hasil longsoran tipe rock fall atau runtuhan. Proses longsor tipe rock fall ini juga menghasilkan materian endapan yang didominasi oleh gravel.

Kondisi tersebut sejalan dengan konfigurasi topografis DTA banjir dan jenis batuannya yang terdiri dari batu lempung yang mudah hancur dan bersifat lepas-lepas. Areal ini merupakan batuan sedimen hasil pengendapan berbeda periode. Selain itu, akibat proses litostatis, tekanan dari lapisan atasnya berupa endapan baru, misal abu volkani dari letusan Toba sehingga bentuknya pipih-pipih dan mudah hancur.

Baca Juga: Reklamasi Pascatambang untuk Lapangan Golf hingga Ternak Kambing

Wilayah DAS Asahan Toba di Sub Subdas Nambunga mempunyai luasan DTA 478,28 hektare. Area terdampak banjir merupakan daerah perladangan, pertanian, dan pemukiman yang berada di bagian hilir sungai. Secara administratif merupakan Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Analisis peta tutupan lahan menunjukkan DTA banjir terdiri dari pertanian lahan kering 320,64 ha, dan semak/belukar 157,64 ha. Kemudian dari tingkat lahan kritisnya berada dalam kondisi kritis 151,34 ha; agak kritis 133,96 ha; dan potensial kritis 192,99 ha. Sementara peta fungsi kawasan DTA banjir menunjukan areal berupa APL 379,88 ha; hutan lindung 95,31 ha; dan tubuh air 3,09 ha.

Adapun solusi yang perlu dilakukan ke depan antara lain pembuatan bangunan konservasi tanah dan air. Juga pelebaran dan pengerukan alur sungai disertai dengan rehabilitasi hutan dan lahan di lahan kritis di bagian hulunya. Selain itu, sosialisasi pemahaman konservasi tanah dan RHL serta tanggap bencana pada masyarakat juga penting untuk dilakukan.

Baca Juga: 75 Korban Erupsi Marapi Ditemukan, Proses Evakuasi Resmi Dihentikan

Antisipasi Banjir Bandang dengan Susur Sungai
Pakar manajemen air Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Agus Maryono mengingatkan masyarakat risiko banjir bandang awal musim penghujan. Langkah antisipasi secara sistematis perlu mulai dilakukan, termasuk salah satunya dengan menggerakkan berbagai elemen masyarakat untuk memeriksa timbunan material longsoran di sepanjang aliran sungai yang berpotensi terbawa arus deras sungai.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: banjir bandangbanjir bandang Humbahasbanjir dan longsordaerah aliran sungaiKabupaten Humbang Hasundutansusur sungai

Editor

Next Post
Satgas Gakkum KLHK akan terapkan keadilan restoratif.Foto Dok. PPID KLHK.

Gakkum KLHK Terapkan Keadilan Restoratif untuk Perusak Lingkungan Hidup

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media