Jumat, 14 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mengapa Tahun 2030 Ada Dua Kali Ramadan?

Bagi manusia, waktu merupakan sesuatu yang nyata dirasakan setiap hari, dirasakan melalui kehadiran perubahan di semua aspek kehidupan. Termasuk perubahan terkait fenomena alam tertentu.

Sabtu, 29 Maret 2025
A A
Ilustrasi masjid saat bulan Ramadhan. Foto chiplanay/pixabay.com.

Ilustrasi masjid saat bulan Ramadhan. Foto chiplanay/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Sementara pada periode sinodik yang dijadikan patokan satu gerak revolusi adalah melalui penampakan fase-fase bulan dengan lama 29,53 hari.

Lebih lanjut ia menjelaskan, orbit Bulan berbentuk elips yang mengelilingi Bumi dengan kemiringan sekitar 5,1 derajat terhadap bidang orbit Bumi saat mengelilingi matahari. Kemiringan inilah yang menyebabkan ada fase-fase Bulan, mulai dari bulan baru, sabit muda, purnama, hingga sabit tua.

“Perbedaan antara lama periode sideral dan sinodik terletak pada fakta bahwa selain mengorbit Bumi, Bulan juga mengikuti gerak orbit Bumi mengelilingi Matahari,” ucap dia.

Kapan terjadinya bulan baru?

Saat bulan baru, Bulan berada segaris dengan Matahari dan Bumi (konjungsi). Ketika Bulan mulai bergeser sedikit dari posisi ini, pengamat di Bumi dapat melihat sedikit cahaya Matahari yang terpantul dari sebagian kecil permukaan Bulan. Pantulan ini kemudian menghilang kembali seiring perubahan posisi pengamat.

Pantulan tipis cahaya matahari pada fase bulan baru inilah yang lazim dikenal sebagai hilal yang menjadi penentu awal bulan kalender lunar (Hijriah).

Mengapa Ramadan dua kali setahun?

Terdapat perbedaan 10,88 hari antara tahun matahari (kalender Masehi) dan tahun lunar (kalender Hijriah). Tahun Masehi berlangsung selama 365,24 hari. Sementara panjang tahun lunar dalam kalender Hijriah adalah 354,36 hari.

Karena perbedaan panjang hari tersebut, terdapat peluang tanggal satu bulan Hijriah tertentu dapat terjadi dua kali dalam satu tahun matahari, termasuk bulan Ramadan. Berdasarkan perhitungan, pada 2030 mendatang akan ada dua tanggal satu Ramadhan.

Terlepas dari fenomena bulan baru tersebut, penetapan dalam kalender Hijriah dapat ditempuh melalui dua cara. Baik melalui perhitungan analitik-matematis yang bersifat prediktif (hisab) dan observasi yang bersifat faktual (rukyat).

“Perlu direnungkan, keduanya pada hakikatnya merupakan fondasi utama sains modern saat ini, yakni prediksi dan observasi,” kata Husin. [WLC02]

Sumber: IPB University

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: bulan RamadanIPB Universitykalender MasehiProf. Husin Alatastahun 2030

Editor

Next Post
Pulau Nusa Barung di Samudera Indonesia. Foto Dok. BBKSDA Jatim.

Pulau Nusa Barung, Benteng Keanekaragaman Hayati di Samudra Indonesia

Discussion about this post

TERKINI

  • Dampak cuaca ekstrem, hujan lebat memicu banjir setinggi 2 meter di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat pada Rabu 5 Oktober 2022. Foto Dok BNPB.Cuaca Ekstrem, Bencana Hidrometeorologi Landa Sejumlah Provinsi Satu Orang Tewas
    In Bencana
    Selasa, 11 November 2025
  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media