Wanaloka.com – Di perairan selatan Jawa Timur, tersembunyi sebuah ekosistem liar yang masih misterius bagi dunia sains. Pulau Nusa Barung namanya. Sebuah pulau kecil yang seolah berdiri sendiri di tengah samudera dan menjadi benteng terakhir bagi keanekaragaman hayati yang jarang tersentuh.
Pulau ini ditunjuk sebagai kawasan konservasi sejak 1920 dan ditetapkan sebagai salah satu pulau terluar di Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017. Pulau tanpa penghuni seluas 7.635,9 ha tersebut, kini berstatus suaka margasatwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.314/MENHUT-II/2013 tanggal 1 Mei 2013.
Dengan bantuan teknologi mutakhir seperti e-DNA, soundscape, dan citra satelit, para ilmuwan mulai membuka lembaran baru tentang kehidupan liar di pulau ini.
Baca juga: Mengapa Tahun 2030 Ada Dua Kali Ramadan?
Lanskap tak terjamah
Pengendali Ekosistem Hutan Muda Balai Besar KSDA Jawa Timur, Fajar Dwi Nur Aji menjelaskan, Pulau Nusa Barung adalah mosaik ekosistem yang unik. Hutan pantainya dipenuhi vegetasi khas seperti Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Putat (Barringtonia sp), dan Pandan Laut (Pandanus tectorius).
Keberadaan hutan mangrove yang mengelilingi Teluk Plirik dan Teluk Kandangan menjadi bukti nyata bahwa ekosistem di pulau ini masih berfungsi dengan baik. Di sini, Rhizophora mucronata dan Avicennia sp menciptakan habitat bagi berbagai spesies ikan, kepiting, dan burung air.
Yang mengejutkan dari eksplorasi terbaru adalah keberadaan ekosistem hutan tropis dataran rendah yang masih sangat asri. Hasil penelitian terbaru (Mei 2024) dari tim dari Pusat Riset Zoologi Terapan, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN bersama Balai Besar KSDA Jawa Timur, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tenger Semeru, Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samboja, serta Yayasan Pakarti menemukan indikasi keberadaan Rafflesia.
Baca juga: Myanmar Diguncang Gempa M7,7, Bangunan di Thailand Ambruk
Ini adalah salah satu bunga parasit paling langka di dunia yang hidup pada tumbuhan inang Tetrastigma sp. Jika dikonfirmasi, ini akan menjadi penemuan ilmiah penting yang menambah nilai penting status kawasan Nusa Barung sebagai kawasan konservasi.
Kehidupan penyu hingga elang Jawa
Pulau Nusa Barung juga merupakan rumah bagi fauna yang beragam. Pantainya menjadi tempat pendaratan rutin bagi penyu hijau (Chelonia mydas) yang datang bertelur setiap tahun. Selain itu, spesies langka seperti penyu sisik (Eretmochelys imbricata) juga ditemukan di perairan sekitar pulau ini.
Di dalam hutan, kamera jebak berhasil menangkap dokumentasi Rusa Timor (Rusa timorensis) dan monyet-ekor panjang (Macaca fascicularis). Survei burung mendata lebih dari 30 spesies dengan Pycnonotus plumosus dan Chalcophaps indica sebagai dua spesies dominan yang mengisi lanskap akustik pulau.
Discussion about this post