Adit juga mendukung upaya konservasi ek-situ dalam tujuan penyelamatan, pemeliharaan dan peningkatan populasi meskipun status belum dilindungi. Peran serta dokter hewan dalam meriset dan mengidentifikasi status kesehatan otter yang kini semakin meningkat sebagai hewan peliharaan eksotik.
Baca juga: Pelestarian Lingkungan Lewat Deklarasi Hutan Adat Rimba Kobar di Sekadau
“Masih jarang riset pada otter menjadi tantangan yang concern skrining, identifikasi, sampai surveilans yang belum ada data detail hingga kini,” kata dia.
Kalau digigit otter
Gigitan hewan dapat terjadi kapan pun dan di mana pun. Baik saat berada di rumah, lingkungan sekitar, maupun ketika traveling. Tidak hanya dari hewan liar saja, gigitan bisa berasal dari hewan peliharaan yang tidak sepenuhnya jinak. Termasuk kucing, anjing, hamster, otter, dan hewan terdomestikasi lain.
Dan hewan menggigit tak mengenal artis, pawang, ataupun orang biasa. Pasien yang membiarkan gigitan tanpa penanganan berpotensi terinfeksi seperti potensi rabies, tetanus, sepsis, hingga komplikasi.
Baca juga: Kepala Daerah Baru Perlu Adaptasi Merespons Cepat Peringatan Dini Cuaca Ekstrem
Dosen Kedokteran FIKKIA Unair, Kurnia Alisaputri mengatakan risiko manusia mengalami gigitan hewan semakin meningkat. Interaksi yang semakin intens dengan berbagai jenis hewan sekitar memerlukan kehati-hatian. Baik itu sekitar rumah maupun saat melakukan travelling.
Ia mengingatkan untuk jangan sampai mengabaikan hanya sekedar tergigit hewan tertentu. Sebab tidak mengetahui keberadaan agen zoonosis dari kejadian itu. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui langkah penanganan yang tepat guna mencegah infeksi dan komplikasi serius.
“Kami tidak tahu jenis kuman yang hidup pada hewan penggigit. Khawatir terdapat infeksi zoonosis yang tertransmisi pada korban gigitan,” kata dia.
Baca juga: Wilayah Jabodetabek Dikepung Banjir
Segera cuci tangan
Langkah pertama setelah gigitan hewan adalah segera mencuci luka dengan air mengalir. Bila memungkinkan tambahkan sabun saat proses irigasi. Pembersihan bertujuan untuk menghilangkan kuman yang terbawa air liur hewan maupun lokasi luka terbuka yang menyebabkan infeksi. Berikan antiseptik non korosif pada luka seperti iodine agar membunuh kuman.
“Selama pembersihan pasien dapat membuka area luka tusuk bekas gigitan sambil melakukan irigasi. Biar agen patogen dapat ikut keluar dari area luka,” jelas dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Blambangan Banyuwangi itu.
Segeralah pergi ke pelayanan kesehatan terdekat setelah proses pembersihan luka secara mandiri. Bila mengalami luka robek yang luas tutuplah luka dengan kain bersih agar menghindari kontaminasi sekunder selama perjalanan. [WLC02]
Sumber: Unair
Discussion about this post