Degrowth, Regenerate, dan Educate
Ketua Satgas Sampah UGM, Luluk Lusiantoro mengatakan Indonesia harus mengakui sudah jauh terlambat dan tertinggal dari negara-negara maju dalam menangani persoalan sampah. Negara-negara maju sudah lama berbicara tentang konsep-konsep dan regulasi terkait lingkungan.
Sebagai dosen yang konsen pada persoalan sampah, ia mengingatkan ada tiga poin penting yang perlu diingat dalam proses mengolah sampah. Tiga poin itu mengadopsi ekonomi sirkular, yakni Degrowth, Regenerate, dan Educate.
Baca juga: Komisi III DPR Usul Galian C Jadi Sumber PNBP untuk Atasi Tambang Ilegal
Lebih jauh ia menjelaskan, konsep degrowth mengubah model bisnis dan ekonomi yang lebih ramah lingkungan. Regenerate atau regenerasi, tidak sekedar membicarakan konsumsi saat ini, tapi bagaimana memikirkan kebutuhan yang akan datang. Sedangkan educate, menyebarkan hal-hal positif soal pengelolaan lingkungan kepada masyarakat secara luas.
“Termasuk golongan muda yang nanti masih berpotensi menjadi pimpinan di depan,” ucap dia.
Selesaikan sampah dengan hati
Simposium yang diselenggarakan Kantor Keamanan, Keselamatan Kerja, Kedaruratan, dan Lingkungan (K5L) UGM ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional. Penetapan HPSN untuk mengenang tragedi 20 tahun lalu dimana terjadi longsoran sampah di TPA Leuwigajah di Cimahi yang merenggut 157 nyawa karena ledakan dari tempat penampungan sampah.
Baca juga: Maret-April 2025 Diprediksi Hujan Lebat, Pantau Info Cuaca Sebelum Mudik Lebaran
Anggota Satgas Sampah UGM, Arif Nurcahyo menyatakan isu pengelolaan sampah di Indonesia semakin kompleks seiring dengan meningkatnya jumlah populasi dan keterbatasan fasilitas pengolahan. UGM sebagai institusi akademik terus berupaya untuk berkontribusi dalam mencari solusi melalui berbagai forum dengan mempertemukan berbagai pihak berkepentingan guna mendiskusikan langkah-langkah strategis dalam pengelolaan sampah.
“Di UGM itu ada 61.000 orang yang kuliah. Kami sama-sama mengajak berdiskusi tentang itu. Ternyata menyelesaikan sampah itu tidak harus dengan otak, tapi dengan hati. Tidak harus dengan kepintaran dan logika tapi diperlukan dengan kerendahan hati,” pesan dia. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post