Wanaloka.com – Direktur Program Mineral dan Batubara Tri Winarno dalam acara side event ASEAN Energy Business Forum (AEBF) bertajuk “Critical Minerals: Opportunities And Challenges For ASEAN” pada 25 Agustus 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali menyebutkan mineral kritis akan memegang peranan vital dan strategis bagi seluruh negara untuk mendukung era transisi energi dari energi fosil menjadi energi terbarukan.
Mineral kritis menjadi bahan baku industri pembuatan panel surya, turbin angin, dan industri baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik, dan juga storage untuk pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). Mineral kritis juga memiliki nilai yang sangat tinggi karena sulit ditemukan, diekstraksi dalam jumlah yang ekonomis, serta tidak mudah digantikan dengan logam atau bahan lain.
Lantaran vital dan tingginya nilai mineral kritis tersebut, kebutuhan mineral kritis akan meningkat secara signifikan. Sebut saja seperti nikel, timah, bauksit, pasir besi. Muncul suatu tantangan penyediaan pasokan mineral kritis di tingkat global.
Baca Juga: Ini Kesepakatan Menteri Energi ASEAN dalam AMEM-41 di Bali
“Tantangan lainnya adalah bagimana kami dapat eksplorasi lebih jauh sumber daya mineral kritis yang ada, dengan konfigurasi geologi di kawasan ASEAN,” ujar Tri.
Hilirisasi mineral di ASEAN juga menjadi tantangan lain dimana negara-negara ASEAN harus menguasai teknologi pemurnian mineral untuk membantu pengembangan hilirisasi di masa depan.
Untuk menghadapinya perlu kolaborasi negara-negara di ASEAN, mengingat negara-begara tersebut dikenal memiliki beragam jenis deposit mineral dan potensi yang sangat besar. Baik untuk berbagi praktik kebijakan terbaik, mengidentifikasi bidang-bidang utama, memaksimalkan sumber daya alam dan cadangan yang dimiliki.
Baca Juga: Liburan Seru Bareng Komunitas Jalan-jalan
“Serta dengan mendiskusikan peluang kerja sama regional yang lebih besar untuk membuka potensi mineral kritis di kawasan ASEAN,” kata Tri.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menambahkan, bahwa MIND ID selaku Holding BUMN industri pertambangan di Indonesia ditugaskan pemerintah untuk mengelola dan hilirisasi sumber daya mineral mineral. Serta menjadi bagian dalam transisi energi dengan menjaga rantai pasok komoditas yang dihasilkan dari mineral kritis yang merupakan bahan baku pengembangan EBT.
Tantangan dalam pengelolaan mineral kritis harus bisa dijadikan peluang besar untuk mewujudkan ketahanan energi ke depan.
Baca Juga: Agus Atmadipoera: El Nino Jadi Berkah Lumbung Ikan Nasional
“Dalam menghadapi tantangan geografis dan teknologi dari mineral kritis dan ekonomi sirkular untuk ekstraksi total, kolaborasi dan/atau aliansi negara-negara yang kaya akan mineral dan teknologi diperlukan untuk membangun industri energi bersih yang tangguh dan berkelanjutan,” ucap Hendi.
Discussion about this post