Batas konvergen yang berkaitan dengan subduksi (palung) menjadi penyebab dominan terbentuknya hampir gunung api di Indonesia (Jawa, Sumatera, Bali, Timor-Timur, Halmahera, Maluku). Gunung api yang intraplate / tengah lempeng (hotspot) dapat dijumpai di Krakatau, Muria, dan Kangean.
Bagaimana Gunung Api Meletus?
Ada dua faktor gunung api dapat meletus, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah terganggunya proses dapur magma gunung api. Proses di dapur magma terbagi menjadi tiga lokasi, yakni di bawah, di dalam, dan di atas dapur magma.
Baca Juga: Ini Pesan untuk Tim Relawan Penyelamatan Pendaki Gunung
Ketika proses di bawah dapur magma, kelebihan produksi magma yang ditambah dengan produksi magma lain menyebabkan erupsi. Sedangkan proses di dalam dapur magma, ketika magma mendingin, kemudian mengkristal. Bagian yang berat akan tenggelam dan gas yang ringan akan menekan ke atas. Apabila tidak mampu menahan akan meletus.
Proses di atas dapur magma adalah ketika es yang meleleh menyebabkan gunung api kehilangan tekanan dan meletus. Dampak kondisi alam lainnya berupa typhoon di sekitar gunung api. Pasang surut di mana air yang naik saat bulan purnama akan memberi beban ketika gunung api dalam keadaan kritis dan menekan gunung api bumi. Juga gempa bumi.
Baca Juga: Masyarakat Sipil: Perusahaan Karet di Jambi Diduga Lakukan Greenwashing
Sedangkan faktor eksternal gunung api meletus disebabkan oleh longsor, hujan lebat, dan erosi.
Apa Bahaya Gunung Api?
Berdasarkan sifatnya, bahaya gunung api terbagi menjadi dua, yakni bahaya primer dan sekunder. Bahaya primer (syn eruption) adalah bahaya yang terjadi bersamaan ketika gunung api meletus. Misalnya aliran lava, lahar, piroklastik, abu volkanaik, gas beracun, ejecta ballistic (bom and block).
Bahaya sekunder (post eruption) adalah bahaya yang timbul setelah gunung api meletus. Seperti banjir bandang, tsunami, hujan asam, gas beracun, lahar.
Dari 127 gunung api di Indonesia, Mirzam mengungkapkan, yang terdahsyat meletus adalah gunung api Toba. Bahkan merupakan letusan terbesar kedua di dunia. Biasanya disebut dengan istilah Toba Supervolcano. [WLC02]
Sumber: Institut Teknologi Bandung
Discussion about this post