Baca Juga: Penanganan Polusi Udara Jabodetabek dari Modifikasi Cuaca hingga Pakai Masker
Pengembangan teknik bioremediasi juga bisa dilakukan dengan teknik biopile, landfarming, bioslurry dan fitoremediasi. Berbagai teknik tersebut dikembangkan agar lebih efektif dan efisien dalam pengelolaan lingkungan tercemar. Pengembangan teknik biopile dan fitoremidiasi juga telah diuji coba pada skala laboratorium hingga skala lapangan di salah satu perusahaan pertambangan migas.
Teknik fitoremediasi berupa seleksi tanaman fitoremedian yang dilakukan untuk memilih jenis tanaman yang toleran terhadap minyak bumi pada konsentrasi tinggi atau total petroleum hydrocarbon (TPH). Beberapa tanaman fitoremedian yang potensial adalah jarak pagar atau kepyar, tagetes, sorghum, vetiver dan paspalum.
Baca Juga: Laut Indonesia Diguncang Gempa hingga Magnitudo 7,4 di Laut Jawa
“Pengembangannya juga dilakukan di area perusahaan minyak dengan menggunakan tanaman vetiver dan rumput bahia (paspalum),”imbuh Yani.
Penggunaan tanaman dengan penambahan BIO-OSD akan mempercepat degradasi polutan limbah B3 atau minyak bumi dari tanah tercemar. Setiap teknik bioremediasi memiliki karakteristik, keunggulan dan peruntukannya masing-masing tergantung kebutuhan dalam penanganan lingkungan tercemar limbah B3. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post