“Konservasi habitat dan populasi spesies kunci, seperti harimau sumatera, orang utan sumatera dan kalimantan, gajah, badak sumatera, serta jenis-jenis lainnya yang terancam punah merupakan program prioritas KLHK. Ini terus dilaksanakan dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait yang memiliki kesamaan pandang dan prinsip-prinsip konservasi,“ jelas Bambang.
Ia menambahkan, habitat satwa liar tidak hanya di hutan konservasi. Namun juga di hutan lindung, hutan produksi, dan di areal penggunaan lain. Pendekatan konservasi spesies berbasis tapak dan landskap (resort base management) menjadi penting.
Baca Juga: Sejarah Observatorium Bosscha dalam Tiga Keping Perangko
Dukungan Yayasan ARSARI Djojohadikusumo terhadap upaya KLHK dalam pelestarian satwa liar yang terancam punah telah dilakukan sejak 2017 di Dharmasraya, Sumatera Barat. Kemudian di Kalimantan Timur dan Riau.
“Dana kolaborasi pelestarian keanekaragaman hayati ini tidak ada satu sen pun dari dana luar negeri, melainkan murni dari YAD. Seluruh jajaran YAD berjanji akan menjalankan kerja sama dengan komitmen yang besar,” kata Hashim. [WLC02]
Sumber: KLHK
Discussion about this post