Wanaloka.com – Nasional Corruption Watch (NCW) menyangsikan realisasi proyek Rempang Eco-City. Sebab, Xinyi Glass Holding Limited selaku investor proyek tersebut dikatakan telah beberapa kali tidak menjalankan komitmen investasinya.
Ketua Umum DPP NCW, Hanifa Sutrisna menyinggung ketidakseriusan Xinyi menjalankan semua bentuk kerjasama yang sudah ditandatangani di dua lokasi kawasan industri sebelum Rempang Eco City.
“Dari data yang NCW temukan, sebelum Pulau Rempang, ternyata Xinyi Glass pernah membuat MoU yang sama dengan Kawasan Industri Sadai tahun 2020 di Bangka. Janjinya akan menyiapkan US$6-7 miliar,” jelas Hanifa dalam konferensi pers di Kantor DPP NCW, Jakarta pada 2 Oktober 2023.
Baca Juga: Alat Pengukur Warna Roasting Kopi Permudah Menikmati Kopi Sesuai Selera
Saat itu, investasi Xinyi di Belitung Belitung digadang untuk menggarap pengolahan mineral tambang pasir kuarsa. Rencana investasi disampaikan General Manager (GM) International Business Development Xinyi Group Cheng Gang kepada Pj Gubernur Provinsi Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin di Pangkalpinang pada November 2022.
“Namun, begitu akan dilanjutkan untuk proses MoA (Memorandum of Agreement), Xinyi Glass seperti raib dan hilang tanpa kabar berita. Beredar alasan proyek industri kaca terbesar di ASEAN belum dilanjutkan karena tidak tersedia gas di kawasan Bangka Belitung Industrial Estate, Sadai Bangka Selatan,” terang Hanifa.
Hanifa turut menyinggung komitmen investasi Xinyi Glass bernilai US$700 juta di Gresik, Jawa Timur pada tahun 2022. Ketika itu, Xinyi masuk dengan menggaet mitra lokal PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) untuk membeli lahan yang digunakan untuk pembangunan pabrik kaca.
Baca Juga: Indonesia Bantah Asap Karhutla Menyeberang ke Malaysia
“Berdasarkan Perjanjian tersebut, BKMS telah setuju untuk menjual lahan dan Xinyi telah setuju untuk membeli lahan yang luas dalam rangka pembangunan pabrik produksi Kaca Xinyi di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE (KEK JIIPE),” beber Hanifa.
Progres investasi di Gresik, sepengetahuan Hanifa, juga tidak jelas ujungnya, diduga karena rendah kemampuan keuangan Xinyi. Dugaan itu tercermin dalam laporan keuangan konsolidasi Xinyi Glass Holdings Limited Tahun 2022 yang diaudit EY Ernst & Young’s.
“Hasil laporan keuangan E&Y ini membantah apabila disebut Xinyi Group adalah perusahaan berkelas dunia dengan jangkauan pasar global yang dominan. Faktanya, 68 persen penjualan Xinyi Glass di pasar lokal China, bukan dunia,” ungkap Hanifa.
Baca Juga: Suhu Panas Akhir September Capai 38 Derajat Celcius, Bisa Hingga Oktober
Discussion about this post