Wanaloka.com – Netizen kesal atas kejadian pencurian komponen alat pemantauan di stasiun seismik Gunung Marapi, gunung api aktif di Sumatera Barat. Ini merupakan pencurian yang ketiga kalinya terjadi.
Gunung Marapi saat ini berstatus Level II (Waspada) dan tercatat hingga April 2023 merupakan gunung api aktif urutan kedua yang paling banyak mengalami erupsi dari 68 gunung api aktif di Indonesia saat ini.
Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, Gunung Marapi sudah mengalami 28 kali letusan di tahun 2023.
Baca Juga: Potensi Gempa dan Tsunami di Kota Padang
Gunung Marapi dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut berada di Kabupaten Agam dan Batusangkar di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Gunung Marapi tipe gunung api strato (strato volcano) yang tersusun atas perselingan endapan piroklastika dan aliran lava.
Nama lain dari Gunung Marapi yakni, Sorieg Berapi dan Seret Berapi. Sejarah letusan Gunung Marapi yang tercatat sejak tahun 1800, pertama meletus di tahun 1807.
Kekesalan netizen atas pencurian komponen peralatan pemantauan di stasiun seismik Gunung Marapi, dapat dimengerti. Masyarakat harus menyadari pentingnya peralatan yang dibangun oleh instansi pemerintah ini, bagian dari mitigasi potensi bencana alam seperti erupsi gunung api, gempa bumi, dan tsunami.
Baca Juga: Gempa Dangkal Darat Guncang Kota Bukittinggi
Pemantauan seismik gunung api adalah langkah awal dalam mitigasi dampak letusan gunung api. Metode seismik sendiri sudah lazim digunakan untuk memetakan keadaan atau situasi pada gunung api.
Discussion about this post