Rabu, 9 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Obituari Widodo: Petani Melawan Penambangan Pasir Besi dengan Menanam

Petani pejuang dari pesisir selatan Kulon Progo, Widodo berpulang. Bersama petani lainnya, dia berjejaring menolak penambangan pasir besi di lahan pertanian pesisir selatan DI Yogyakarta itu hingga akhir hayatnya.

Kamis, 10 Maret 2022
A A
Trisno Widodo. Foto Youtube stpn press.

Trisno Widodo. Foto Youtube stpn press.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Bunyi pesan pendek melalui WhatsApp Group yang masuk pukul 17.13 WIB, Rabu, 9 Maret 2022, cukup mengejutkan.

“Dapat kabar kalau mas Widodo PPLP meninggal dunia. Semoga mendapat tempat di surga,” demikian isi pesan tersebut.

Kabar itu selisih 13 menit dari kepergiannya. Sementara sehari sebelumnya beredar informasi almarhum dirawat di ICU Rumah Sakit PKU Yogyakarta sejak 27 Februari 2022 lalu karena gagal ginjal. Kawan-kawannya dari jaringan sesama aktivis agraria dan lingkungan berupaya menggalang bantuan. Mengingat almarhum membutuhkan biaya untuk cuci darah rutin. Namun sehari kemudian, kabar duka menyapa mereka.

Almarhum dimakamkan di Pemakaman Sorosutan, Pedukuhan I Garongan, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Kamis, 10 Maret 2022.

Baca Juga: Gunung Merapi Sejak Rabu Malam hingga Kamis Dinihari Alami Awan Panas Guguran

Siapakah Widodo?

Nama lengkapnya Trisno Widodo, 44 tahun. Namun akrab dipanggil Widodo atau Wid saja. Laki-laki yang selalu menggondrongkan rambutnya itu adalah petani hortikultura di pesisir lahan pantai Kulon Progo, tepatnya di Desa Garongan.

Ia sempat merantau hingga ke negeri jiran dan Pulau Sumatera. Bekerja serabutan di sana karena tak ada yang diharapkan dari desanya yang berpasir hitam itu.

Akhirnya pulang kampung pada masa reformasi 1998 usai mendengar kabar kesuksesan warga desanya mengolah lahan pantai menjadi lahan pertanian. Seperti warga lainnya, dia pun menanam cabai. Kesuksesan yang diraup pada tahun 2000, memantapkan hatinya untuk membangun desa. Empat tahun kemudian mempersunting Tri Muryani menjadi istrinya.

Namun ketenangan warga pesisir itu terusik dengan desas-desus rencana proyek penambangan pasir besi di lahan pesisir selatan Kulon Progo pada 2006. Proyek itu berpotensi ‘membunuh’ kehidupan warga pesisir selatan dan mengancam ekologi wilayah pantai.

Widodo dan para pemuda di desanya merapatkan barisan untuk menghalau proyek itu. Mereka menggelar aksi protes turun ke jalan, datang ke forum-forum resmi, juga menggalang dukungan dengan menggandeng dan memperluas jaringan. Hingga terbentuklah Paguyuban Petani Lahan Pantai Kulon Progo (PPLP-KP), pada 1 April 2006. Widodo didapuk menjadi koordinator, juru bicara, juga orator.

Baca Juga: Targetkan Emisi Nol Karbon, PLTA Poso Diduga Pertaruhkan Keselamatan Warga dan Lingkungan

Kemudian pada 2011, bersama jaringan petani dari wilayah selatan Jawa mendirikan Forum Komunikasi Masyarakat Agraris (FKMA). Forum untuk menghadang rencana pertambangan pasir besi di seluruh Jawa bagian selatan.

Menanam adalah Melawan

Semangat perlawanannya masih terjaga hingga di pengujung usianya. Bahkan Widodo mencetak ulang bukunya; Menanam Adalah Melawan yang pada Maret 2021.

Buku dengan cover pohon cabai yang akarnya mencengkram beko dan sebelah tangan yang mengangkat pohon cabai itu berkisah tentang perjalanan perjuangan PPLP-KP menolak penambangan pasir besi. Juga mengisahkan masa kelam warga pesisir selatan Kulon Progo distigma wong cubung (orng yang miskin) yang pada akhirnya berhasil mengolah lahan berpasir hitam menjadi sabana hortikultura.

Soal judul buku ini, menurut sohibnya, Direktur Indonesian Court Monitoring (ICM), Tri Wahyu yang juga berjejaring melakukan advokasi PPLP-KP, adalah semboyan Widodo.

“Saya ingat kata-kata Mas Wid. Ora papa (tidak apa-apa) andaikata ‘kalah di kertas’ (gugatan karena kondisi hukum yang tidak adil bagi petani). Yang penting PPLP tetap ‘menang di lapangan’ dengan semboyan menanam adalah melawan,” kata Tri Wahyu saat dihubungi Wanaloka.com, Kamis, 10 Maret 2022.

Baca Juga: Banjir Bandang di Lawang 1 Orang Tewas, di Banggai 8 Rumah Rusak

Di mata Tri Wahyu, Widodo adalah pejuang tangguh di PPLP-KP yang intens membangun komunikasi dengan para korban pembangunanisme dan perampasan ruang hidup di berbagai wilayah di Indonesia. Juga menjadi komunikator yang baik dengan jaringan untuk bersolidaritas perjuangan PPLP-KP. Sosoknya yang supel membuatnya gampang bergaul dengan siapapun yang baru dikenalnya.

“Kalau pas bersilaturahmi ke rumahnya, kawan-kawan solidaritas ini harus wajib makan dulu (menu) yang disajikan dari hasil pertanian di sana. Kalau enggak makan, enggak boleh pulang,” kenang Tri Wahyu.

Warga menyiram tanaman cabai di lahan pasir pesisir selatan Kulon Progo, Yogyakarta. Foto Wanaloka.com.
Warga menyiram tanaman cabai di lahan pasir pesisir selatan Kulon Progo, Yogyakarta. Foto Wanaloka.com.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: aktivis lingkunganICMKulon Progolahan pantaipenambangan pasir besipertambanganpetaniPPLP-KPSTPNWidodoYogyakarta

Editor

Next Post
Foto udara ujung luncuran awan panas guguran Merapi. Foto bpptkg.esdm.go.id.

Dampak Awan Panas Guguran Merapi, 253 Warga Mengungsi

Discussion about this post

TERKINI

  • Pertemuan International Leprosy Congress (ILC) di Nusa Dua, Bali pada 7 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Menteri Kesehatan Janjikan Nol Kusta, Nol Disabilitas, Nol Stigma
    In News
    Selasa, 8 Juli 2025
  • Banjir dan lonsgor melanda Puncak, Bogor, 7 Juli 2025. Foto Dok. KLH.Puncak Banjir dan Longsor Lagi, Menteri Hanif Cabut Izin Lingkungan dan Rehabilitasi Kawasan
    In Bencana
    Selasa, 8 Juli 2025
  • Beberapa pulau-pulau kecil di Raja Ampat, Papua Barat Daya tampak gundul akibat penambangan nikel. Foto Dok. AMAN.BUMN Pertambangan Diminta Serahkan Laporan Tahunan Tepat Waktu
    In News
    Senin, 7 Juli 2025
  • Ilustrasi sampah dari kawasan kuliner. Foto Dennis/pixabay.com.Kawasan Pasar, Kuliner, dan Mal Wajib Kelola Sampah Mandiri
    In News
    Senin, 7 Juli 2025
  • Ilustrasi nyamuk Anopheles. Foto shammiknr/pixabay.com.Riset Bakteri Wolbachia Gantikan Kelambu untuk Kendalikan Malaria di Papua
    In IPTEK
    Minggu, 6 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media