Wanaloka.com – Pemerintah menerapkan strategi berbeda dalam penanganan pasien Covid-19 yang terpapar varian Delta dan Omicron. Untuk varian Omicron memicu gejala ringan, seperti flu biasa, batuk, dan demam. Tingkat keparahannya lebih rendah, sehingga tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah. Pasien yang dirawat di rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (isoman).
“Namun tingkat penularannya lebih cepat. Dalam waktu singkat kenaikan jumlah kasusnya cukup tinggi,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi dalam konferensi secara virtual sebagaimana dilansir dari laman kemkes.go.id, Kamis, 27 Januari 2022.
Berkebalikan dengan gelombang Delta yang memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur.
Baca Juga: Kebijakan Penanganan Covid-19 Varian Omicron Berubah-ubah, Ini Alasannya
Bagi yang OTG atau asimtomatik atau bergejala ringan bisa sembuh tanpa harus ke rumah sakit. Meski demikian pemerintah tetap menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.
“Yang perlu ke rumah sakit kalau ada lansia atau komorbidnya banyak. Dan cepat-cepatlah divaksin untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru,” tutur Budi.
Upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan adalah selalu pakai masker dan hindari kerumunan karena penularan semakin tinggi.
Discussion about this post