“Namun, di balik potensi besar tersebut ada dilema dalam pengelolaan kawasan karst, yaitu pertentangan antara konservasi dan eksploitasi,” ungkap dia.
Ia mencontohkan, air di kawasan karst secara perlahan membentuk bentangan karst yang bernilai tinggi, indah, dan patut dinikmati oleh umat manusia. Kawasan karst menyimpan potensi luar biasa. Selain sumber daya air, mineral, dan keindahan goa serta bentang alamnya, kawasan ini juga memiliki flora dan fauna yang unik.
“Peninggalan arkeologis dan paleontologis yang berharga, seperti lukisan dinding, memberikan daya tarik tersendiri. Terutama dalam memahami sejarah bumi dan awal kehidupan, ini menjadi semangat bagi kehidupan kita,” tutur Farid.
Baca Juga: Tolak Proyek Geothermal di Poco Leok, Warga dan Jurnalis Floresa Ditangkap
Namun dalam konteks pembangunan, eksploitasi sering menjadi pilihan utama, ketika berbicara mengenai keuntungan langsung. Seperti dalam industri semen, sekitar 70-80 persen mengandalkan batu gamping sebagai bahan bakunya.
“Kesadaran akan pentingnya lingkungan dan pembangunan berkelanjutan telah menggeser paradigma tersebut,” kata Farid.
Masyarakat dan pemerintah memiliki peran penting dalam meregulasi hal ini. Eksploitasi sumber daya alam di kawasan geopark harus mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan masa depan.
Baca Juga: AMAN Desak DPR Baru Segera Sahkan RUU Masyarakat Adat
“Pemerintah membuka ruang diskusi tentang bagaimana konservasi dan eksploitasi dapat berjalan beriringan. Ke depan, penting bagi kami semua untuk menemukan keseimbangan yang tepat agar pemanfaatan karst dapat mendukung kebutuhan pembangunan, tanpa merusak warisan alam yang tak ternilai ini,” jelas Farid.
Farid juga menyampaikan, kawasan karst dikenal sebagai kawasan yang kering di permukaan, terutama saat musim kemarau. Namun, terdapat sungai bawah tanah yang mengalir dan menjadi sumber air bagi masyarakat sekitar.
“Penting bagi kita untuk memahami dan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan. Apakah sumber daya air cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, bagaimana fluktuasi ketersediaan air antara musim hujan dan kemarau. Inilah pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab melalui penelitian lebih lanjut,” kata dia.
Baca Juga: KLHK Klaim Taman Nasional Mutis Timau Bukan Penurunan Status Kawasan Hutan
Ia berpesan, kawasan karst merupakan sumber daya andal bagi kehidupan manusia. Terutama di pulau-pulau padat penduduk seperti Jawa, yang kini mengalami kekeringan di beberapa daerah.
Sementara Kepala Pusat Riset Sumber Daya Geologi BRIN Iwan Setiawan mengatakan, kawasan ini menyimpan potensi luar biasa, dengan sumber daya karst meliputi air, mineral seperti batu gamping, keindahan goa, bentang alam, serta flora dan fauna unik yang hidup di dalamnya. Menurut dia, mengenal lebih dalam kawasan ini sangat penting dan memberikan perspektif baru terkait pengelolaannya.
“Semoga kegiatan ini memberi manfaat dan perspektif baru terkait pengelolaan geopark dan lainnya. Bagaimana kita mengenal kawasan ini yang sangat penting, yang sangat indah, yaitu kawasan karst,” imbuh dia. [WLC02]
Sumber: BRIN
Discussion about this post