Jumat, 16 Mei 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Perumusan Kebijakan Energi Nasional Jangan Abaikan Masyarakat Adat

Selasa, 13 Mei 2025
A A
Masyarakat adat Aek Godang-Tornauli di Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Foto Dok. AMAN.

Masyarakat adat Aek Godang-Tornauli di Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Foto Dok. AMAN.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kepala Pusat Studi Energi Baru dan Terbarukan Universitas Airlangga (Unair), Indira Wahyuni mengritisi realisasi transisi energi di Indonesia. Ia mempertanyakan arah transisi yang kerap tidak berpihak pada kelompok rentan.

“Energi berkeadilan? Untuk siapa? Masyarakat? Yang mana?” tanya dia dalam seminar bertema “Transisi Energi Berkeadilan: Perlindungan Hukum terhadap Masyarakat Hukum Adat dalam Arus Transisi Energi di Indonesia” di Ruang UDT gedung Pascasarjana, Kampus Dharmawangsa-B Unair, Jumat, 9 Mei 2025.

Indira menyoroti bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi hingga 40 persen dari total dunia. Namun, potensi yang termanfaatkan baru sekitar 2,5 persen. Menurut dia, seharusnya transisi energi bergerak dari fosil ke energi terbarukan, bukan sebaliknya.

Baca juga: Lokasi Penemuan 19 Pohon Ganja di Areal Penggunaan Lain di Kerinci

“Nasional kalau sudah menaruh komitmen transisi, daerah tinggal mengikuti. Tapi nyatanya tidak bisa dilaksanakan begitu saja karena kompleksitas persoalan lingkungan kita,” imbuh dia.

Ia juga menyebut masyarakat hukum adat sebagai elemen penting yang tidak boleh terabaikan dalam perumusan kebijakan energi nasional.

Masyarakat adat penjaga ekologi

Besarnya peran masyarakat adat sebagai elemen penting dalam perumusan kebijakan energi nasional juga diamini Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur, Wahyu Eka Setyawan. Bahwa pola hidup yang menjaga keseimbangan ekologis sebagai bentuk kesadaran kolektif terbentuk secara turun-temurun. Seperti halnya yang terjadi pada masyarakat adat.

Baca juga: Deformasi Lempeng Picu Gempa 5,3 Magnitudo di Mandailing Natal

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Emisi karbonKebijakan Energi Nasionalmasyarakat adattransisi energiUnairWalhi Jawa Timur

Editor

Next Post
Daun kelor. Foto Dok. Unair.

Makanan Tambahan dengan Daun Kelor, Gizi Balita Stunting di Gunungkidul Alami Perbaikan

Discussion about this post

TERKINI

  • Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dilanda bencana hidrometeorologi, banjir bandang pada Selasa, 13 Mei 2025. Foto BPBD Lumajang.Bencana Hidrometeorologi Landa Pulau Jawa dan Sulawesi Menelan Korban Jiwa
    In Bencana
    Kamis, 15 Mei 2025
  • Guru Besar Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, Prof. Gunanti. Foto Dok. IPB University.Gunanti, Ayo Kolaborasi Shelter dan Animal Welfare untuk Hewan Terlantar
    In Sosok
    Rabu, 14 Mei 2025
  • Proses pencarian lanjutan pendaki hilang di Gunung Binaya di Maluku Tengah, 12-19 Mei 2025. Foto Dok. Balai TN Manusela.Pencarian Pendaki Hilang di Gunung Binaya Dilanjutkan Hingga 19 Mei 2025
    In News
    Rabu, 14 Mei 2025
  • Daun kelor. Foto Dok. Unair.Makanan Tambahan dengan Daun Kelor, Gizi Balita Stunting di Gunungkidul Alami Perbaikan
    In IPTEK
    Selasa, 13 Mei 2025
  • Masyarakat adat Aek Godang-Tornauli di Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Foto Dok. AMAN.Perumusan Kebijakan Energi Nasional Jangan Abaikan Masyarakat Adat
    In News
    Selasa, 13 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media