Baca juga: Seruan Tokoh Lintas Agama, Tolak PSN yang Merusak Lingkungan dan Menggusur Rakyat
Sementara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menambahkan pengembangan energi terbarukan merupakan bagian dari strategi nasional untuk menghadapi perubahan iklim dan mencapai target net zero emission pada 2060.
“Kami ingin melaksanakan arahan Bapak Presiden, bahwa transisi energi harus kami lakukan terus-menerus. Selain PLTP, kami juga meresmikan PLTS di desa-desa yang belum mendapat listrik,” urai Bahlil.
Proyek-proyek yang diresmikan hari ini mencakup total kapasitas 379,7 megawatt dengan nilai investasi sekitar Rp25 triliun. Proyek-proyek tersebut dapat mendorong pertumbuhan industri lokal dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 40 persen serta menyerap lebih dari 9.500 tenaga kerja secara nasional, termasuk 1.404 tenaga kerja di Ijen.
Baca juga: Jenazah Wisatawan Brazil Telah Dievakuasi dari Danau Segara Anak Gunung Rinjani
Tak hanya fokus pada energi hijau, pemerintah juga memberi perhatian pada peningkatan produksi migas. Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu kini mampu menambah produksi hingga 30 ribu barel per hari. Jadi total lifting Blok Cepu dari 150 ribu menjadi sebesar 180 ribu barel per hari atau sekitar 25 persen dari total produksi nasional.
Menurut Bahlil, pencapaian ini terbilang cepat. Hanya dalam waktu delapan bulan, proyek tambahan produksi ini berhasil diselesaikan 10 bulan lebih cepat dari jadwal awal.
Baca juga: Satwa Langka Kucing Merah Kalimantan dan Otter Civet Muncul Kembali
“Target kami, 2029-2030 lifting harus 900 ribu sampai 1 juta barel. Kami melaporkan 30 ribu barrel per day yang ada sekarang ini kerjanya hanya 8 bulan dan maju lebih cepat 10 bulan daripada perencanaan,” jelas Bahlil.
Investasi proyek Blok Cepu tercatat mencapai 4 miliar USD dan telah menyumbang lebih dari 35 miliar USD pendapatan negara dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Cepu dan Jawa Timur. “Proyek Cepu ini, 99 persen memakai karyawan dalam negeri,” imbuh dia. [WLC02]
Sumber: BPMI Setpres, Kementerian ESDM
Discussion about this post