“Rincian kandungan umum berupa crude venom, phospholipase A2, dan metalloprotease yang berfungsi baik dalam pertahanan untuk mengurangi migrasi sel kanker payudara,” imbuh Aden.
Baca Juga: Prof. Wahyu Andayani: Lindungi Hutan Lewat Pembangunan KPH
Sylvia menambahkan reseptor perlu dihambat dengan pengujian secara komputer. Dalam penelitian ini protein venom dari ubur-ubur ditambatkan bersama ER-α dan dilihat interaksinya secara in silico.
”Bioaktivitas dari protein venom ubur-ubur ini bermanfaat sebagai imunostimulator, antikoagulan, pereda nyeri, dan antihipertensi. Juga bermanfaat untuk pengendalian kanker,” kata Sylvia.
Ubur-ubur (Class: Schypozoa) merupakan salah satu makhluk hidup (animalia) dengan jumlah melimpah dan tersebar hampir seluruh di perairan Indonesia. Bentuk tubuhnya sederhana, berupa payung dan tentakel. Keunikan dan jumlah yang melimpah menjadi daya tarik bagi peneliti di bidang biologi kelautan. Apalagi Ubur-Ubur memiliki nilai bioprospeksi cukup tinggi dalam penggalian informasi untuk dimanfaatkan di berbagai bidang seperti industri, pangan, dan kesehatan.
Baca Juga: Jahe Dikembangkan Jadi Obat Terapi Kanker dengan Harga Terjangkau
“Bagian unik seperti filamen marginal diyakini dalam beberapa penelitian sebelumnya memiliki kandungan yang baik untuk menghambat migrasi kanker. Terutama protein venom yang berkhasiat dan bermanfaat,” tutur Khintan.
Penelitian ini dilangsungkan sejak 1 Juni – 15 September 2021 dengan bimbingan dosen Fakultas Biologi, Lisna Hidayati dalam melalui Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang Riset Eksakta (PKM-RE). Tim memanfaatkan protein venom dengan ekstraksi, mencari kadar dan kandungannya, kemudian dilihat interaksinya dalam pemodelan komputasi, seperti penambatan molekul antara reseptor penyebab kanker payudara, yaitu ER-α dengan beberapa protein venom (molecular docking).
Baca Juga: Cadangan Blue Carbon Indonesia Terancam Ekspansi Industri
Muhammad Rafli menambahkan riset ini dilakukan secara intensif di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM, serta Laboratorium Biokimia dan Biologi Molekuler, Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, dan juga riset komputasi. Riset ini dilakukan untuk menghasilkan nilai yang representatif dalam penghambatan ER-α secara molecular docking, dimana didapatkan nilai penambatan HADDOCK score dari protein venom Gamma-glutamyl Hydrolase sebesar -16,1, sedangkan untuk nilai RMSD sebesar 1,1 Angstrom.
Hasil lain dari riset ini adalah diperoleh kadar protein venom rerata sebesar 4,98 ppm. Hasil tersebut sangat berpotensi dalam penghambatan kanker payudara, khususnya reseptor ER-α.
“Harapannya, ke depan, pemanfaatan dan eksplorasi biota laut dapat diteliti kembali sehingga dapat mengatasi penyakit kanker payudara,” imbuh Rafli. [WLC02]
Discussion about this post